Selasa 16 Apr 2019 10:33 WIB

Presiden Macron Janji Bangun Kembali Katedral Notre-Dame

Katedral Notre-Dame rusak akibat kebakaran.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Kebakaran Katedral Notre-Dame di Paris
Foto: AP
Kebakaran Katedral Notre-Dame di Paris

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin (16/4) berjanji akan membangun kembali katedral Notre-Dame, pasca-kebakaran dahsyat yang meluluhlantakkan sebagian besar katedral dengan arsitektur gotik tersebut.

"Katedral Notre-Dame adalah sejarah kami, literatur kami, bagian dari jiwa kami, tempat semua acara besar kami, epidemi kami, perang kami, pembebasan kami, dan pusat kehidupan kami," kata Macron, yang berada di depan ikon bersejarah Paris saat berlangsungnya kebakaran, kepada awak media.

Baca Juga

"Notre-Dame terbakar dan saya tahu ini menyedihkan. Begitu banyak warga Prancis yang gemetar menyaksikan peristiwa tersebut. Tetapi malam ini, saya juga ingin berbicara tentang harapan," ujar presiden, seraya mengumumkan penggalangan dana.

"Mari kita berbangga, karena kita membangun katedral ini lebih dari 800 tahun yang lalu, kita telah membangunnya, dan selama ratusan tahun, membiarkannya tumbuh dan merenovasinya. Jadi malam ini dengan sungguh-sungguh saya mengatakan: kami akan membangun kembali katedral bersama-sama," ucapnya.

Notre-Dame adalah permata arsitektur zaman Gotik yang dibangun pada abad ke-12 dan 13. Ia tidak hanya menjadi simbol kebanggan kota Paris tapi juga menjadi pusat kemegahan Abad Pertengahan. Katedral itu dikunjungi 30 ribu orang per hari dan 13 juta orang per tahun.  

Selama berabad-abad Raja dan Ratu Prancis menikah dan dimakamkan di sana. Pelantikan Napoleon sebagai kaisar pada 1804 dilakukan di Notre-Dame. Seromoni Pembebasan Paris dari Jerman pada 1944 yang dipimpin Charles de Gaulle juga digelar di katedral itu.

Para pemimpin dunia berkumpul di katedral tersebut dalam sebuah peringatan kematian De Gaulle pada 1970, lalu pada peringatan kematian Presiden Prancis François Mitterrand pada 1996

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement