REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin (16/4) berjanji akan membangun kembali katedral Notre-Dame, pasca-kebakaran dahsyat yang meluluhlantakkan sebagian besar katedral dengan arsitektur gotik tersebut.
"Katedral Notre-Dame adalah sejarah kami, literatur kami, bagian dari jiwa kami, tempat semua acara besar kami, epidemi kami, perang kami, pembebasan kami, dan pusat kehidupan kami," kata Macron, yang berada di depan ikon bersejarah Paris saat berlangsungnya kebakaran, kepada awak media.
"Notre-Dame terbakar dan saya tahu ini menyedihkan. Begitu banyak warga Prancis yang gemetar menyaksikan peristiwa tersebut. Tetapi malam ini, saya juga ingin berbicara tentang harapan," ujar presiden, seraya mengumumkan penggalangan dana.
"Mari kita berbangga, karena kita membangun katedral ini lebih dari 800 tahun yang lalu, kita telah membangunnya, dan selama ratusan tahun, membiarkannya tumbuh dan merenovasinya. Jadi malam ini dengan sungguh-sungguh saya mengatakan: kami akan membangun kembali katedral bersama-sama," ucapnya.
Notre-Dame adalah permata arsitektur zaman Gotik yang dibangun pada abad ke-12 dan 13. Ia tidak hanya menjadi simbol kebanggan kota Paris tapi juga menjadi pusat kemegahan Abad Pertengahan. Katedral itu dikunjungi 30 ribu orang per hari dan 13 juta orang per tahun.
Selama berabad-abad Raja dan Ratu Prancis menikah dan dimakamkan di sana. Pelantikan Napoleon sebagai kaisar pada 1804 dilakukan di Notre-Dame. Seromoni Pembebasan Paris dari Jerman pada 1944 yang dipimpin Charles de Gaulle juga digelar di katedral itu.
Para pemimpin dunia berkumpul di katedral tersebut dalam sebuah peringatan kematian De Gaulle pada 1970, lalu pada peringatan kematian Presiden Prancis François Mitterrand pada 1996