REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Syafana Islamic School wisuda 95 muridnya yang menjadi hafizh Alquran dan ini diadakan di aula Syafana Islamic School, Gading Serpong, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (13/4) lalu. Mereka di antaranya adalah 56 orang hafizh Alquran 5 juz dan 39 orang hafizh Alquran 10 juz, dan semuanya adalah pelajar sekolah tersebut.
Wahatul Furqan Kairo, Mesir, Syech Sayyid Yaqoob, mengapresiasi pengajaran dalam manajemen Syafana Islamic School, yang telah membimbing anak-anak tersebut menghafal Alquran. Dia juga mengucapkan rasa terima kasihnya atas terobosan baru ini, dimana sekolah juga bisa melahirkan para hafizh Alquran, karena Alquran merupakan pedoman hidup umat Islam.
“Terima kasih kepada orang-orang yang menjadikan Alquran sebagai ayat pertama dalam kehidupannya,” ucap Syech Sayyid Yaqoob dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (14/4).
Managing Director Syafana Islamic School ustadz Nanang Firdaus Masduki mengungkapkan, sangat bangga memiliki anak-anak didik yang dapat menghafal Alquran 5 hingga 10 juz. Menurut dia, tidak semua anak-anak di Indonesia bisa mendapat kesempatan yang sama seperti di Syafana Islamic School.
“Ini adalah program pertama di Indonesia. Anak-anak penghafal Alquran akan memberi syafaat kepada orang tuanya di hari kiamat. Alquran itu obat buat orang tua. Para penghafal Alquran akan diberikan penghargaan dari Nabi Muhammad kelak,” ungkap Nanang.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bagi anak-anak yang menghafal Alquran nanti di yaumil akhir, Allah akan memberi mahkota penghargaan. Mahkota itu diberikan oleh Allah. Kepada anak-anak itu, Allah janjikan akan menjadikan anak-anak itu pembawa risalah di dunia.
Satu tahun lebih Syafana Islamic School melakukan program menghafal Alquran ini, dan dalam menghafal Alquran ini, sekolah tersebut mempunyai tantangan besar. “Pukul 03.00 WIB dinihari mereka harus bangun kemudian menuju sekolah. Ba’da sholat subuh langsung mereka mengikuti program Hafizh Alquran. Menghafal Alquran ini ilmu khusus. Penguasaan Alquran sebagai dasar untuk menguasai ilmu pengetahuan lainnya,” ujar Nanang.
Selama ini, belajar menghafal Alquran harus pergi ke pesantren Alquran, dan Nanang ingin mengubah ini. Syafana Islamic School melakukan lompatan agar murid tetap di sekolahnya, tapi bisa menjadi penghafal Alquran. “Di sini penghafal Alquran dibarengi dengan mempelajari ilmu pengetahuan lainnya,” tutup dia.