Selasa 16 Apr 2019 23:51 WIB

Ketua MUI Solo Imbau Warga Sikapi Pemilu dengan Wajar

Masyarakat diminta untuk menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya,

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas menunjukkan sejumlah barang bukti dugaan politik uang pada Pemilu 2019 di kantor Bawaslu Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (16/4/2019).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Petugas menunjukkan sejumlah barang bukti dugaan politik uang pada Pemilu 2019 di kantor Bawaslu Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (16/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Solo, Subari, mengimbau agar warga Kota Solo menyikapi pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) pada 17 April 2019 secara wajar. Sebab, pemilu merupakan perjalanan suatu bangsa yang sudah berjalan untuk kesekian kalinya.

MUI Kota Solo mengapresiasi proses Pemilu 2019 pada tahap kampanye dan sebagainya sudah terlaksanakan dengan baik. Meskipun terdapat retorika dan dinamika, namun MUI Kota Solo menilai cukup kondusif dan tidak ada hal yang menimbulkan anarkis.

Karenanya, MUI memberikan imbauan kepada masyarakat terkait Pemilu 17 April 2019 sebagai puncak pesta demokrasi lima tahunan yang kali ini sekaligus pemilihan mulai dari presiden, calon legislatif maupun calon dari dewan perwakilan daerah. Imbauan pertama, masyarakat diminta untuk menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya, dan jangan sampai ada yang golput.

"Kemudian yang berikutnya, sikapilah pemilihan umum ini sebagaimana satu keadaan atau perjalanan bangsa yang sudah berulang kesekian kalinya sebagai suatu wujud demokrasi, sehingga tidak menimbulkan berbagai efek yang tidak baik setelah nanti selesainya pemilihan," jelasnya kepada wartawan di Solo, Selasa (16/4).

Menurutnya, karena namanya pemilihan, ada yang disebut menang ada yang disebut kalah. Dia meminta kepada yang kalah maupun yang menang untuk bersikap wajar. Pihak yang kalah diminta agar tidak menunjukkan sikap yang berlebihan sehingga merugikan bangsa ini. Begitu pula pihak yang menang juga diharapkan untuk bersikap wajar.

Sebab, pemilu merupakan pesta demokrasi yang selalu berulang lima tahun sekali. Melalui pemilu diharapkan dapat menghasilkan kepemimpinan dan keterwakilan untuk membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia ke depan. Hal itu sebagaimana cita-cita proklamasi, Indonesia menjadi negara yang adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

"Di dalam agama Islam harus disyukuri dan bentuk syukur itu tidak menunjukkan sikap kegembiraan yang melebihi batas, apalagi sampai menimbulkan berbagai simbol dalam tanda kutip ejekan, hakikatnya seluruh dari siapapun yang menang karena ini pilihan untuk bangsa maka yang menang ini adalah bangsa Indonesia untuk perjalanan lima tahun ke depan," imbuhnya.

Subari menambahkan, MUI Kota Solo mengucapkan selamat kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi 17 April 2019.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement