Rabu 17 Apr 2019 05:04 WIB

Notre-Dame Terbakar, Ekstremis Sayap Kanan Tuding Muslim

Kaum Muslim dituding sebagai dalang di balik kebakaran Notre-Dame

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Hasanul Rizqa
Notre Dame kebakaran.
Foto: CNN
Notre Dame kebakaran.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pendukung ekstremis sayap kanan dinilai memanfaatkan kasus kebakaran Katedral Notre-Dame di Paris, Prancis, sebagai pemantik ujaran kebencian via media sosial. Seperti diketahui, kebakaran melanda gereja tersebut pada Senin (15/4) di ibu kota Prancis tersebut. Sebagian besar atap Katedral hancur. Diperkirakan, dana renovasi untuk memulihkannya lagi mencapai 6.8 juta dolar AS.

Para pejabat dan aparat kepolisian setempat masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. Media Prancis melaporkan, kebakaran itu mungkin terkait dengan pekerjaan renovasi.

Baca Juga

Namun, para pendukung politik sayap kanan (alt-right) justru memanfaatkan kejadian ini untuk menyebarkan teori konspirasi dan menyindir umat Islam. Mereka menuding kaum Muslimin sebagai dalang di balik terbakarnya bangunan bersejarah Paris itu. Richard Spencer, seorang pendukung supremasi kulit putih dan pemimpin alt-right lalu menyindir, api akan "melayani tujuan yang mulia" jika membuat "orang-orang kulit putih mulai bertindak."

Alt-right adalah koalisi longgar dari kelompok-kelompok sayap kanan yang meliputi populis, supremasi kulit putih, nasionalis kulit putih, dan neo-Nazi. Banyak alt-right mempromosikan berbagai bentuk supremasi kulit putih, nasionalisme kulit putih, anti-Semitisme, dan penolakan Holocaust.

Demikian pula, Pamela Geller, seorang tokoh publik anti-Muslim, yang memposting foto dua pria yang tampaknya berdiri di dekat lokasi kebakaran Notre-Dame. Dalam posnya, dia berkata: "Jihadis bersuka ria ... berbagi foto media (mengenai) kobaran api, dengan komentar yang mengungkapkan kegembiraan mereka," tulis dia melalui akun @PamelaGeller.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement