Rabu 17 Apr 2019 19:55 WIB

Shahnaz Haque Ajarkan Putrinya Seluk Beluk Pemilu

Putri Shahnaz-Gilang nyoblos perdana di Vancouver, Kanada.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Shahnaz Haque dan Gilang Ramadhan berpose usai memberikan hak suaranya. Walau pilihan mereka berbeda, tapi tetap kompak.
Foto: dok. Shahnaz Haque
Shahnaz Haque dan Gilang Ramadhan berpose usai memberikan hak suaranya. Walau pilihan mereka berbeda, tapi tetap kompak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada yang berbeda dalam pemilihan umum kali ini bagi keluarga Shahnaz Haque dan Gilang Ramadhan. Tahun ini, bukan saja mereka berdua yang memiliki hak suara, tapi juga putri sulungnya Pruistin.

Hanya saja Pruistin tidak nyoblos bareng orang tuanya. Ia menggunakan hak suaranya di KJRI Vancouver karena sedang merantau belajar di Kanada.

"Pertama kali Pru memilih dalam pemilu, sebuah pesta demokrasi, untuk menentukan nasib bangsanya," ungkap Shahnaz kepada Republika.co.id, Rabu (17/4).

Menurut Shahnaz, ini pengalaman yang baik bagi Pru. Menggunakan hak pilih meski sedang merantau di negeri orang merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai seorang warga negara. Shahnaz yakin pengalaman itu tak akan terlupakan oleh Pru.

Dalam masa kampanye, Shahnaz menanggap penting untuk mencerahkan Pru sebagai pemilih pemula. Ia ingin anandanya bisa mencermati program dan gagasan yang ditawarkan peserta pemilu, baik pemilu legislatif maupun presiden.

Shahnaz mengingatkan Pru agar tak menjadi objek yang diperdaya oleh para peserta pemilu dalam masa kampanye. Ia juga mendidik buah hatinya agar cermat melihat kecenderungan kampanye dengan hal-hal yang baik yang dijanjikan.

"Saya bertanggung jawab membuat putri kami sebagai pemilih cerdas agar dapat memastikan dengan tepat. Mana yang dapat direalisasikan bukan sekedar janji manis belaka. Apa pun pilihannya, bebas merdeka," kata Shahnaz.

Siapakah yang dipilih oleh Pru? Dia tidak memberitahu Shahnaz dan Gilang. Shahnaz mengungkapkan putrinya tahu bahwa ibu dan bapaknya berbeda pilihan.

"Kami tidak memaksakan kehendak. Bebas memilih dan legawo jika pilihannya ternyata berbeda dengan salah satu dari kami," ujarnya.

Selain itu, Shahnaz juga memperkenalkan proses pencoblosan di TPS. Lantas, ada yang jauh lebih penting, yaitu mempersiapkan Pru untuk bisa menerima jika pilihannya tidak keluar menjadi pemenang.

"Ia harus tetap berjuang untuk bangsa Indonesia di negeri orang. Menjadi seorang atlet yang mampu menjaga nama baik negerinya," kata Shahnaz.

Harapan Shahnaz, siapa pun yang akan keluar menjadi pemenang, semoga timbul kesadaran bahwa rakyat memilih bukan karena secara khusus mereka menginginkan dia berada di sana. Akan tetapi untuk berbuat sesuatu yang berguna untuk rakyat dan bangsa.

"Mari kita berpesta demokrasi dengan hati bahagia dan damai. Indonesia negara hebat," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement