Rabu 17 Apr 2019 22:02 WIB

Jokowi-Maruf Unggul Telak di Melbourne Australia

Jokowi-Maruf unggul dalam perolehan suara di banyak TPS di Melbourne Australia

Red: Nur Aini
Calon Presiden Joko Widodo bersama calon wakil presiden Ma'ruf Amin dan para ketua partai koalisi menggelar konfrensi pers di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (17/4).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Calon Presiden Joko Widodo bersama calon wakil presiden Ma'ruf Amin dan para ketua partai koalisi menggelar konfrensi pers di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebanyak 22 TPS di Melbourne, Australia telah selesai melakukan penghitungan suara pemilihan presiden dan wakil presiden, dengan suara pasangan 01, Joko Widodo - Ma'ruf Amin menyapu bersih perolehan suara.

Hingga pukul 09.30 malam waktu Melbourne, pasangan 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin memperoleh suara 6.963. Sementara pasangan 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno meraih 863 suara dan 120 surat suara dinyatakan tidak sah.

Baca Juga

Masih ada 1 TPS lagi yang belum dihitung, yakni suara dari para pemilih yang mencoblos lewat pos yang masih dalam proses perhitungan, dengan perkiraan suaranya mencapai 800 orang.

Sebelumnya, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Melbourne mengatakan jumlah pemilih tetap di Melbourne yang sudah ditetapkan adalah 13.429 orang dan hanya 61 persen yang menggunakan hak pilihnya. Suara untuk pasangan 01 unggul signifikan dibandingkan suara 02 di hampir semua TPS KJRI Melbourne, dengan hasil sementara bisa dikatakan lebih dari 80 persen warga yang datang mencoblos telah memilih Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Sementara di Sydney, PPLN Sydney mengatakan perhitungan suara masih dilakukan di 18 TPS di negara bagian New South Wales, 2 di Queensland, dan 2 di Australia Selatan.

Ketua PPLN Sydney kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia mengatakan hingga saat ini suara pasangan 01 juga unggul di banyak TPS, tetapi hasil resminya baru akan diumumkan hari Kamis (18/04).

"Kita sudah melakukannya sejak pukul 8 pagi namun karena keterbatasan lokasi KJRI Sydney yang terbatas kita membaginya menjadi 3 shift," ujar Ketua PPLN Sydney, Heranudin.

Menyusul laporan soal rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) agar pemungutan suara lanjutan di Sydney dilakukan, namun PPLN Sydney masih menunggu langkah selanjutnya.

Sebelumnya PPLN Sydney dilaporkan telah memutuskan menutup gedung Sydney Town Hall pada pukul 6, Sabtu sore (13/04), sementara ratusan orang masih mengantri di luar gedung untuk memberikan suara.

Lewat Facebook, beberapa warga Indonesia yang tinggal di kota lainnya, seperti Canberra dan Brisbane juga mengirimkan foto hasil penghitungan suara di sejumlah TPS dan menunjukkan jika pasangan 01 unggul.

Penghitungan suara di Melbourne berjalan lancar

Di Melbourne penghitungan suara baru dilakukan sekitar pukul 5 sore, hari Rabu (17/04). PPLN, termasuk Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) yang bertugas di TPS, serta para saksi dan warga lainnya sudah berkumpul sebelum 4 sore.

Penghitungan suara di tiap-tiap TPS disaksikan oleh sejumlah saksi dari partai dan warga lainnya. Meski dikatakan lancar, beberapa suara masih harus dipastikan sah karena beberapa ada yang mencoblos lebih dari satu kali di kertas suara, ada pula yang tidak terlalu terlihat coblosannya.

Konsulat Jenderal RI di Melbourne, Spica A. Tutuhatunewa mengatakan sangat puas dengan proses pemilihan umum di negara bagian Victoria dan Tasmania.

"Kita telah bekerja secara profesional, teman-teman PPLN, KPPSLN, Panwaslu, KJRI semua menjaga agar suasana tetap rukun dan bersaudara," ujarnya kepada Erwin Renaldi.

Ia juga memuji netralitas mereka yang telah bekerja di lapangan selama pemilu berlangsung serta minat beberapa warga yang ikut hadir memantau penghitungan suara.

Banyak di antara mereka yang bertugas di TPS mengatakan menjadi pengalaman yang luar biasa untuk ikut menjadi bagian dari pemilihan umum. Meski ia merasa senang melihat tingginya antusias warga Indonesia yang telah hadir saat pencoblosan, Spica berharap di pemilu selanjutnya masyarakat mengikuti himbauan PPLN untuk mendaftarkan diri sebagai pemilih.

Sebelumnya, PPLN dan KJRI Melbourne telah memberikan waktu setahun untuk warga Indonesia mendaftarkan diri sebagai pemilih tetap.

"Ruang perbaikannya adalah masyarakat untuk mendaftar diri sebagai pemilih tetap dan jangan datang begitu saja ke KJRI," ujarnya.

Ikuti berita-berita lainnya dari seputar pemilu Indonesia di Australia hanya di ABC Indonesia.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-04-17/joko-widodo-sementara-unggul-di-australia/11027166
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement