REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota Malang mencanangkan gerakan pasar ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kantong plastik dan digantikan dengan kantong berbahan kertas. Gerakan itu difokuskan di pasar rakyat yang telah direvitalisasi.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang Wahyu Setianto mengatakan bahwa upaya tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian Pemerintah Kota Malang untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pihak Dinas Perdagangan, sudah menyiapkan kurang lebih sebanyak 3.000 kantong kertas yang akan dibagikan.
"Kami sudah mencetak kurang lebih 3.000 kantong kertas yang akan dibagikan ke pasar-pasar yang ada di Kota malang," kata Wahyu, di sela-sela Festival Pasar Rakyat dan peresmian tiga pasar rakyat, di Kota Malang, Kamis.
Wahyu menjelaskan, selama ini pihaknya bersama Dinas Lingkungan Kota Malang telah melakukan berbagai upaya sosialisasi kepada masyarakat untuk menggunakan kantong belanja yang ramah lingkungan sebagai pengganti kantong plastik. Pemerintah Kota Malang berencana untuk membatasi penggunaan kantong plastik atau kantong sekali pakai di toko swalayan dan pusat-pusat perbelanjaan untuk mengurangi sampah plastik.
Rencana tersebut tertuang dalam Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah Kota Malang.
"Ini sebagai bentuk kepedulian kami supaya masyarakat mengganti kantong plastik menjadi kantong yang ramah lingkungan dari kertas," ujar Wahyu.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, jumlah penduduk Kota Malang pada 2018 tercatat sebanyak 861.414 jiwa, dan penduduk tidak tetap diperkirakan sebanyak 250.000 jiwa. Tercatat, secara keseluruhan mencapai 1,1 juta jiwa.
Total sampah yang dihasilkan mencapai 667 ton per hari. Dari total tersebut, telah dilakukan upaya untuk pengurangan sampah melalui skema daur ulang, seperti pembuatan kompos dan biopori yang dinyatakan mampu mengurangi sampah sebanyak 43,8 ton per hari.
Sementara itu, bank sampah membantu mengurangi lima ton sampah per hari. Tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, dan recycle (3R) mengurangi 2,7 ton per hari, biogester 0,5 ton per hari, sektor informal mengurangi 70,6 ton per hari, serta kerajinan daur ulang sebanyak dua ton per hari.