REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD— Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi menemui Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman sehari setelah kunjungan resmi perdana Mahdi ke kerajaan tersebut.
Pertemuan keduanya berlangsung setelah Abdul Mahdi bertemu Raja Salman pada Rabu. Kantornya menyebutkan, para pemimpin tersebut menandatangani 13 kesepakatan di berbagai sektor, seperti kerjasama perdagangan, energy, dan politik, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Mahdi menuturkan bahwa Irak akan memperkuat hubungannya dengan Iran, tetapi juga dengan Amerika Serikat dan sejumlah negara tetangga kawasan, banyak di antaranya, seperti Arab Saudi, yang menganggap Teheran sebagi musuh.
Abdul Mahdi bertolak ke Riyadh didampingi oleh sejumlah besar delegasi, termasuk pejabat dan pengusaha, yang menjadikan perdagangan sebagai fokus utama dalam pembahasan antar kedua produsen minyak terbesar OPEC tersebut.
Berdasarkan sejarah negara-negara tersebut berselisih sejak penyerbuan Irak ke Kuwait pada 1990, namun baru-baru ini mendorong diplomatik guna meningkat hubungan keduanya.
Awal April ini, Arab Saudi membuka kembali konsulat di Baghdad setelah ditutup sejak 30 tahun lalu. Raja Salman juga mengumumkan bahwa negaranya akan memberikan Irak sebesar 1 miliar dolar AS untuk membangun sejumlah fasilitas olahraga. Pengumuman tersebut mengawali kunjungan dua hari ke Irak oleh sejumlah pejabat tinggi Saudi.