REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Angkatan Muda Siliwangi (AMS) merasa prihatin dengan kondisi politik saat ini. Pasalnya, polarisasi di masyarakat jelang pemilu presiden cukup tinggi. Salah satunya, dipicu oleh penggunaan media sosial. Alih-alih membaik, kondisi ini semakin memburuk pascapencoblosan yang dilakukan pada 17 April kemarin.
Oleh karena itu,Ketua Umum AMS, Noeri Ispandji Firman meminta, agar masyarakat Jabar, terutama yang tegabung dengan AMS, Siaga 1 menjaga lembur agar Jabar tentram dan kondusif. Siapa pun pemenangnya, semua harus menghargai.
"Warga Jabar kami minta tak terprovokasi dengan isu simpang siur. Jaga daerahnya, bangun silaturahim tak saling memojokkan," ujar Noeri kepada wartawan di Kantor AMS Jalan Braga, Kamis (18/4).
Menurut Noeri, masyarakat Jabar sebenarnya tak suka konflik. Jadi, ia berharap semua masyarakat Jabar bisa menjaga konudusifitas. AMS mengimbau masyarakat Jabar akur jeung dulur panceg jeung negara (akur dengan saudara dan menjaga kesatuan negara).
"Kalau ada yang provokasi konflik laporkan ke yang berwajib agar aman dan tentram," katanya.
Noeri pun menilai, klaim kemenangan dari salah satu calon akan menimbulkan konflik terbuka di tengah-tengah masyarakat khususnya pendukung kedua kandidat. "Potensi konflik ini jadi terbuka setelah ada statement kemenangan," katanya.
Oleh karena itu, Noeri mengimbau, seluruh masyarakat Jawa Barat khususnya kader AMS agar menahan diri dan tidak terprovokasi oleh hal apapun terkait politik. "Siapapun pemenangnya harus dihargai. Tapi ada jalurnya, proses di KPU. Yang penting tak terprovokasi dengan isu yang simpang siur. Kita tetap kondusif, bangun silaturahmi, tak saling memojokkan. Kita se-bangsa se-Tanah Air," paparnya.
Bahkan, dia tidak ragu untuk memberi sanksi jika ada kadernya yang terprovokasi hingga ikut melakukan pergerakan-pergerakan yang tak lazim. "Kalau ada keluarga besar AMS terprovokasi, kami akan bersikap tegas. Apalagi kalau berbuat konflik, akan kita laporkan ke polisi," katanya.
Di tempat yang sama, kader senior AMS yang juga tokoh Jawa Barat, Tjetje Hidayat Padmadinata optimistis warga tatar Pasundan memiliki karakteristik yang baik termasuk dalam berpolitik. "Jawa Barat warganya dewasa. Enggak ada 'debat' terbuka," katanya.
Meski begitu, dia pun berharap, tidak ada warga yang terpancing oleh informasi yang tidak akurat terutama menyangkut pemilu presiden. "Yang patut kita tonjolkan adalah pemilih Jawa Barat dan tokoh-tokohnya ini baik. Sesuai dengan dengan moto AMS pakusarakan," katanya.