REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para pemain profesional di Liga Primer Inggris menggelar aksi boikot media sosial (medsos) guna menuntut regulasi terhadap perbuatan rasial secara online. Boikot tersebut dilakukan mulai pukul 9 pagi Jumat (19/4) sampai pukul 9 pagi Sabtu (20/4) waktu Inggris.
Boikot medsos ini diinisiasi oleh Professional Footballers Association (PFA) alias Asosiasi Pemain Profesional. Aksi ini sendiri diberi tema #Enough.
"Boikot adalah langkah pertama dalam kampanye yang lebih panjang untuk mengatasi rasisme dalam sepak bola," ujar Kepala Kesetaraan Pemain PFA Simone Pound dikutip dari Sky Sports, Jumat (19/4). "Tindakan ini memperlihatkan persatuan oleh para pemain dan seruan untuk tindakan yang lebih kuat dilakukan oleh jejaring sosial dan otoritas sepak bola dalam menanggapi pelecehan rasis, baik di dalam maupun di luar lapangan."
Bek Tottenham Hotspurs, Danny Rose, menjadi salah satu pemain yang pernah menjadi korban rasisme. Ia mengalami insiden itu saat membela timnas Inggis melawan Montenegro di ajang kualifikasi Euro 2020.
Menurut Rose, rasisme adalah sesuatu yang dapat menghancurkan karier seorang pemain sepak bola. Maka dari itu, ia mendukung adanya regulasi yang melindungi korban rasisme.
“Saya tidak ingin ada pemain di masa depan mengalami apa yang telah saya lalui dalam karier saya," ujar Rose berharap. "Bersama-sama, kami tak ingin tinggal diam ketika terlalu sedikit usaha yang ditempuh otoritas sepak bola dan perusahaan-perusahaan medsos dalam melindungi pemain dari pelecehan yang menjijikkan ini."