REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Facebook memblokir secara permanen sejumlah orang dan kelompok sayap kanan Inggris yang mempromosikan kebencian dan kekerasan. Partai Nasional Inggris (BNP), Liga Pertahanan Inggris, Front Nasional dan Britain First telah dilaporkan Aljazirah pada Jumat (19/4) telah dihapus dari Facebook dan Instagram.
Akun pentolan kelompok tersebut juga telah diblokir, termasuk milik mantan pemimpin BNP, Nick Griffin. Demikian juga dengan akun pemimpin pertama Britain First, Paul Golding dan Jayda Fransen.
"Individu ataupun organisasi yang menyebarkan kebencian, serangan, ajakan mengucilkan orang lain, tidak memiliki tempat di Facebook," kata juru bicara Facebook.
Raksasa teknologi itu juga akan melarang konten yang tampak mengekspresikan pujian atau dukungan terhadap individu maupun kelompok sayap kanan Inggris.
Langkah tersebut diambil dua bulan setelah Facebook menyebut kelompok sayap kanan Inggris, Tommy Robinson (Stephen Yaxley-Lennon), sebagai "individu berbahaya." Facebook juga menghapus akunnya.
Pada Maret, Facebook melarang unggahan berupa pujian, dukungan, maupun pernyataan dari kelompok nasionalme kulit putih dalam platform media sosial mereka. Pemberitahuan itu disambut oleh anggota Partai Buruh, Yvette Cooper.
Menurut Cooper, keputusan itu adalah "hal yang lama tertunda". Ia mengatakan, perusahaan media sosial harus mengambil langkah lebih serius dalam menghadapi ekstemis sayap kanan.
"Seluruh perusahaan harus bertanggung jawab atas segala hal yang disediakan ataupun dipublikasikan dalam laman mereka. Kita semua tahu konsekuensi buruk yang akan terjadi jika kebencian, kekerasan, konten ilegal dibiarkan berkembang biak," kata Yvette.