Sabtu 20 Apr 2019 14:45 WIB

IMF Kucurkan Pinjaman Rp 1,65 Triliun ke Mozambik

IMF dan grup Bank Dunia kucurkan pinjaman senilai Rp 1,65 triliun ke Mozambik

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Topan Idai. Wanita mengangkut bantuan makanan di Matarara, 280 km barat dari Beira, Mozambik, (4/4). Ribuan orang kehidupannya berantakan akibat Topan Idai,
Foto: AP
Topan Idai. Wanita mengangkut bantuan makanan di Matarara, 280 km barat dari Beira, Mozambik, (4/4). Ribuan orang kehidupannya berantakan akibat Topan Idai,

REPUBLIKA.CO.ID, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia atau World Bank berencana untuk mengucurkan pinjaman senilai 118,2 juta dolar AS atau Rp 1,65 triliun kepada Mozambik. Pendanaan ini untuk membangun kembali infrastruktur setelah angin topan Ida yang menewaskan ratusan orang dan meratakan seluruh desa.

Dalam beberapa daswarsa terakhir, angin topan berkecepatan 170 per jam itu merupakan yang terburuk. Menurut laporan Reuters, Jumat (19/4), lebih dari 1.000 orang tewas akibat badai di Mozambik, Zimbabwe, dan Malawi yang menghantam pantai Samudra Hindia bagian timur pada Maret lalu. 

Baca Juga

Banjir hebat yang disebabkan oleh hujan lebat dan angin yang menghantam desa-desa dan kota-kota, terutama di kota pelabuhan Beira di Mozambik, telah membuat negara Afrika Selatan yang terimprovisasi itu berjuang mencari uang untuk memulai rencana pemulihannya.

Bank Dunia memperkirakan negara-negara yang terkena bencana akan membutuhkan lebih dari 2 miliar dolar untuk proses pemulihan. Kemudian, Mozambik juga membutuhkan 337 juta dolar untuk dana kemanusiaan. Sedangkan, biaya 281 juta dolar hanya mampu mencakup 23 persen dari dana yang dibutuhkan.

"Bantuan keuangan dimaksudkan untuk mengatasi kesenjangan anggaran yang besar dan pembiayaan eksternal yang timbul dari kebutuhan rekonstruksi setelah Topan Idai, yang menyebabkan hilangnya banyak nyawa dan kerusakan infrastruktur," kata IMF. 

Selain itu, Mozambik juga menghadapi penyakit menular yakni epidemi kolera setelah topan meluluhlantakkan fasilitas air. Penyakit itu telah mewabah secara teratur selama lima tahun terakhir di Mozambik.

Sejauh ini, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdapat sekitar 2.000 orang terinfeksi dalam wabah tersebut. Penyakit itu sebenarnya baru saja berakhir pada Februari 2018 lalu. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement