REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubenur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno hari ini, Sabtu (20/4), melantik Pengurus Persatuan Dokter Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Cabang Sumatera Barat (Sumbar) periode 2018-2021, di Hotel Pangeran Beach Padang. Kehadiran pengurus baru POGI diharapkan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
“Kita berharap dengan target pemerintah dapat terus menurunkan AKI/AKB, salah satunya dapat dicapai melalui kerja sama lintas sektor dengan berbagai bidang kesehatan,” kata Irwan.
Gubernur menyebut peran POGI sangat penting bagi pemerintah pusat maupun daerah untuk tingkatkan kesehatan masyarakat dengan dan menekan angka kematian ibu hamil atau melahirkan serta kematian bayi. Irwan menekankan perlunya kerja sama yang sinergis antara Puskesmas, Posyandu, Dokter Spesialis Anak serta Dokter Ahli Kebidanan dan Penyakit Kandungan guna menekan angka kematian ibu hamil dan bayi. Ia berharap semuanya dapat berperan aktif dalam mendukung program pemerintah tersebut melalui pelayanan kesehatan yang betul-betul profesional.
Untuk melancarkan upaya itu, Gubernur menginggatkan pada Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesday agar dapat menganggarkan program AKI dan AKB dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ke depan.
"Sesuai dengan misi kami dalam pada RPJMN 2016-2021 yang ke tiga yaitu meningkatkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, beriman, berkarakter dan berkualitas tinggi, yang selalu tiap tahunnya kami anggarkan dalam APBD Sumbar," ucap Irwan.
Sementara itu Ketua POGI Provinsi Sumbar, Firman Abdullah mengatakan, dengan dilantiknya pengurus POGI yang baru, mereka bisa memulai mengerjakan tugas yang sudah menanti di depan. Target utama mereka kata dia memang menurunkan AKI dan AKB. Begitu juga dengan mengawal jaminan kesehatan nasional, menjaga profesionalitas dan kesejawatan.
Kemudian Firman berkeinginan agar mampu meningkatkan taraf kesehatan perempuan Indonesia yang saat ini masih memprihatinkan seperti tingginya angka kesakitan dan angka kematian ibu. Menurut Firman yang akrab disapa Parbung ini, berdasarkan persentase kebijakan secara nasional terhadap penanganan kesehatan perempuan belum maksimal. Seperti menekan tingginya kasus ibu melahirkan dan kematian bayi.
"Kita sadari, bahwa kesehatan perempuan merupakan kondisi yang mutlak harus diperhatikan, karena dari perempuan yang sehat akan lahir generasi mendatang yang sehat, sehingga mampu menjadi tumpuan harapan bangsa Indonesia," ujar Firman.
Firman menilai tanggung jawab besar yang akan dijalankan POGI merupakan tantangan yang harus mereka jawab. Ia berharap bisa berkolaborasi dengan segala sektor yang ada, baik dalam pendidikan, pengembangan profesi, maupun program pemerintah yang terkait dengan pembangunan kesehatan di Sumbar.