REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA— Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) menggelar budaya ‘megengan’ bertepatan dengan malam pertengahan Sya’ban (nishfu Sya’ban) dengan membagikan sebanyak 1.440 kue apem kepada masyarakat Surabaya.
Pembagian ribuan kue apem yang berlokasi di Jalan Masjid Al Akbar Timur Surabaya, depan Kantor PWNU Jatim itu, melibatkan puluhan anak-anak yatim piatu. Para anak yatim juga dilibatkan untuk membagikan kue apem kepada pengendara yang melintas di jalan raya.
“Jumlah 1.440 kue apem yang kami bagikan mengacu pada tahun Hijriyah sekarang ini,” kata Ketua Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) Jatim, Ahmad Afif Amrullah, kepada wartawan di lokasi pembagian apem, Sabtu (20/4) petang.
Nishfu Sya’ban bagi umat Islam diyakini sebagai malam pengampunan. Afif menjelaskan pada setiap nishfu Sya’ban, amaliah bagi seluruh umat manusia selama setahun dilaporkan oleh para malaikat kepada Allah.
"Kita kemudian saling meminta maaf kepada seluruh saudara dan kerabat, simbolisasinya menggunakan kue apem," ujarnya.
Bagi-bagi kue apem kepada saudara dan kerabat dalam tradisi Jawa dikenal dengan istilah "megengan". Tradisi megengan, lanjut Afif, juga menjadi pertanda bahwa sebentar lagi akan datang tamu istimewa, yaitu bulan suci Ramadhan.
"Karenanya dalam kesempatan ini kami juga mengingatkan bahwa sebentar lagi akan datang bulang suci Ramadhan,” tutur dia.
Dia juga mengajak para elite politik dan segenap masyarakat yang baru saja melaksanakan Pemilu 2019 agar saling memaafkan. “Mari kita bersama-sama berdoa agar hasil Pemilu 2019 dapat membawa kebaikan bagi bangsa Indonesia," tuturnya.