Ahad 21 Apr 2019 14:37 WIB

Korban Tewas Ledakan Gereja Sri Lanka Bertambah Jadi 138

Sebanyak 400 orang terluka akibat ledakan gereja di Sri Lanka.

Rep: lintar satria/fergi nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi - Ledakan.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi - Ledakan.

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO - Jumlah korban tewas pada ledakan di Hari Paskah yang menimpa gereja, dan hotel di Kolombo, Srilanka, Ahad (21/3) bertambah menjadi 100 orang. Sementara lebih dari 400 orang terluka.

Tidak hanya di satu gereja, ledakan menimpa dua gereja dan hotel di sekitar gereja. Pejabat Rumah Sakit yang meminta anonim mengatakan, di Gereja St. Sebastian, Katuwapitiya, utara Kolombo sedikitnya 50 orang tewas.

Baca Juga

Media lokal melaporkan, sebanyak 25 korban lainnya tewas dalam ledakan di gereja dekat wilayah Batticaloa, di Provinsi timur negara. Hingga berita ini diterbitkan, belum ada klaim pertanggungjawaban langsung atas serangan di sebuah negara yang berperang selama beberapa dekade dengan separatis Tamil hingga 2009 itu, di mana ledakan bom di ibu kota biasa terjadi.

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengadakan pertemuan dewan keamanan nasional di rumahnya usai ledakan terjadi. Direktur Rumah Sakit Nasional Kolombo Samindi Samrakoon mengatakan, pihaknya mencatat sedikitnya 20 kematian, dan 280 orang terluka di ibu kota.

Tiga hotel yang terkenal yang berada di sekitar gereja adalah Shangri-La Colombo, Kingsbury Hotel dan Cinnamon Grand Colombo. Belum ada laporan adanya korban di hotel. Sebuah sumber dalam pasukan penjinak bom polisi mengatakan, bahwa salah satu ledakan terjadi di Gereja St Anthony di Kochcikade, Kolombo. "Orang-orang kami terlibat dalam evakuasi korban," kata sumber itu.

Sementara di Gereja St. Sebastian memposting foto-foto kehancuran di dalam gereja di halaman Facebook-nya. Foto-foto menunjukkan darah manusia bercucuran di bangku dan lantai. Pihak resmi gereja pun meminta bantuan dari masyarakat.

sumber : reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement