Ahad 21 Apr 2019 16:50 WIB

Insiden Bom di Sri Lanka, Kemenlu: tak Ada WNI Jadi Korban

Insiden bom itu menyebabkan 138 menjadi korban jiwa.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Hasanul Rizqa
Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir.
Foto: Antara/Teresia May
Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia mengecam keras aksi pengeboman yang menghantam gereja dan hotel di Sri Lanka, Ahad (21/4) sekitar pukul 09:00 pagi waktu setempat. Hal itu disampaikan Juru Bicara Kemenlu, Arrmanata Nasir.

Selain kecaman terhadap aksi pelaku, pemerintah dan rakyat Indonesia juga menyampaikan duka cita yang mendalam kepada para korban dan keluarga. Nasir mengungkapkan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kolombo terus memantau perkembangan situasi pascainsiden tersebut.

Baca Juga

KBRI setempat juga telah berkoordinasi dengan otoritas keamanan, rumah sakit dan berbagai perhimpunan warga negara Indonesia (WNI) di sana. Lebih lanjut, hingga saat ini belum ada laporan tentang adanya WNI yang turut menjadi korban.

"Hingga saat ini, tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut," ujar Arrmanatha Nasir dalam pernyataan yang diterima Republika.co.id, Ahad (21/4).

Ada sekitar 374 orang WNI yang tinggal di Sri Lanka. Di antaranya termasuk 140 orang di Kolombo, ibu kota negara tersebut.

Kemenlu meyakini, pemerintah Sri Lanka dapat mengatasi situasi dengan baik. Selain itu, Nasir menyebut Indonesia juga bersedia memberikan bantuan yang diperlukan.

Untuk para WNI yang masih di negara pulau tersebut, pihaknya meminta mereka untuk tetap meningkatkan kewaspadaan. "Pemerintah menghimbau agar WNI di Sri Lanka untuk tetap waspada dan berhati-hati serta mengikuti arahan dari otoritas keamanan setempat" ujarnya.

Bagi keluarga dan kerabat di Tanah Air yang memerlukan informasi lebih lanjut atau bantuan konsuler, kata Nasir, maka dapat menghubungi nomor hotline KBRI Kolombo di +94772773127.

Sebagai informasi, insiden bom terjadi di Kolombo, Sri Lanka, pada hari ini. Pihak kepolisian setempat mencatat, aksi keji itu menarget tiga gereja dan hotel kala umat kristiani sedang memeringati Hari Paskah, Ahad (21/4). Sejauh ini, sebanyak 138 orang menjadi korban jiwa, sedangkan lebih dari 400 orang luka-luka akibat insiden pengeboman itu.

Gereja-gereja yang menjadi lokasi kejadian perkara antara lain St Sebastian di Katuwapitiya, utara Kolombo. Di sana, ditemukan setidaknya 50 orang korban jiwa.

Kemudian, Gereja St Sebastian. Pengurus gereja tersebut telah menampilkan foto-foto kehancuran pasca-insiden itu melalui akun Facebook resminya. Tampak serpihan genting jatuh ke bangku-bangku gereja, serta lantai yang terdapat bekas ledakan.

Sementara, di gereja daerah Batticaloa, Provinsi Sri Lanka Timur, korban meninggal sebanyak 25 orang. Ledakan juga terjadi di gereja St Anthony di Kochcikade, Kolombo dengan jumlah korban yang belum pasti.

Tiga hotel yang terkena ledakan di antaranya yakni, Shangri-La Colombo, Kingsbury Hotel dan Cinnamon Grand Colombo. Tidak jelas apakah ada korban di hotel atau tidak. Namun, para pejabat mengatakan, sembilan orang asing termasuk di antara yang tewas dalam ledakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement