REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT mengancam para pelaku rencana jahat dan tipu muslihat, apalagi bila korban mereka adalah kaum Muslimin. Ada banyak keterangan di dalam Alquran dan Sunnah yang menegaskan ancaman demikian.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Rencana jahat dan tipu muslihat adanya di neraka." Sanad hadis tersebut dinyatakan sahih oleh Syekh al-Albani.
Selain itu, Rasulullah SAW juga berpesan, "Tidak masuk surga seorang penipu, orang yang menyebut-nyebut kebaikan (yang pernah ia berikan kepada orang lain), dan orang kikir."
Kemudian disebutkan oleh beliau shalallahu 'alaihi wasallam, "Penghuni neraka ada lima, di antaranya, seseorang yang setiap pagi dan sore selalu menipumu terkait keluarga dan harta bendamu (orang Islam)." Al-Walidi menjelaskan, "Para penipu kelak (di akhirat) akan diperlakukan seperti orang yang ditipu. Hal itu disebabkan penipuan yang pernah mereka lakukan (selama di dunia).
Yaitu, mereka (para penipu) diberi cahaya seperti halnya cahaya yang diberikan kepada orang-orang yang beriman. Kemudian, saat mereka berjalan di atas jembatan shirat, cahaya mereka padam dan mereka berada dalam kegelapan." Demikian dikutip dari buku Al-Kabaair karya Imam adz-Dzahabi.
Hal itu sudah diisyaratkan dalam firman Allah Ta'ala, yakni surah Fathir ayat 43. Terjemahannya, "Rencana yang jahat tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri."
Kemudian, "Sesungguhnya, orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka." Demikian arti surah an-Nisa ayat 142.
Tentu saja, dosa yang dibebankan kepada pelaku rencana jahat dan tipu-tipu akan lebih berat sekiranya korbannya adalah orang banyak. Entah itu kaum Muslimin atau rakyat seluruhnya. Imam adz-Dzahabi menyebut dua perbuatan itu termasuk dosa besar dalam pandangan Islam.