REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Ribuan peziarah dari sejumlah daerah di Tanah Air mulai memadati makam Sunan Kudus di Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Fenomena tersebut lazim menjelang bulan Ramadhan.
Menurut petugas Makam Sunan Kudus Taqwim, peningkatan jumlah peziarah memang sudah terlihat sejak bulan Maret. Pada bulan April, tingkat kunjungan meningkat karena sudah mendekati bulan puasa, terlebih ada libur akhir pekan yang lebih panjang dibandingkan sebelumnya.
Taqwim mengungkapkan, untuk masuk ke dalam kompleks makam, peziarah harus bergiliran. Itu karena peziarah yang hendak keluar makam juga cukup banyak.
Di akhir pekan lalu, jumlah pengunjung Makam Sunan Kudus mencapai 2.000-an peziarah. Mereka datang secara berombongan dari berbagai daerah di Tanah Air.
Imam yang mengetuai rombongan peziarah asal Nganjuk, Jawa Timur mengakui berziarah ke Kudus dalam rangka memanfaatkan momen sebelum memasuki bulan Ramadhan yang biasanya fokus ibadah sehingga tidak mungkin berziarah ke makam wali. Selain ke Makam Sunan Kudus, rombongannya juga mengunjungi makam wali lainnya.
Sementara itu, Hanafi selaku ketua rombongan peziarah asal Ungaran, Jateng juga mengakui hal serupa. Sebelum bulan puasa, rombongannya yang berjumlah sekitar 40 orang memang sengaja berziarah ke makam wali. Berziarah sudah menjadi agenda rutin bersama komunitas di desanya.
Bagian Kehumasan Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Denny Nurhakim mengungkapkan dua personel disiagakan untuk mengatur sirkulasi masuk dan keluarnya pengunjung. Jalan keluar dan masuk makam sudah dibedakan jalurnya, namun karena banyak wisatawan yang juga ingin berziarah ke makam lain di kompleks makam akhirnya keluarnya juga melalui jalan yang sama sehingga terjadi kepadatan dan harus bergiliran.
Ketika memasuki bulan puasa, menurut Denny, jumlah kunjungan akan berkurang dan pengunjungnya akan didominasi hanya masyarakat sekitar. Kompleks makam dibuka untuk umum dari pukul 05.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB, sedangkan khusus untuk Sabtu malam dibuka selama 24 jam.