REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Delapan ledakan menghancurkan empat hotel, tiga gereja, dan pinggir jalan dekat ibu kota Sri Lanka, Ahad (21/4). Ledakan-ledakan tersebut menewaskan 208 orang dan melukai 650 orang lainnya. Di antara yang tewas adalah puluhan Warga Negara Asing (WNA).
Para pejabat kepolisian mengatakan, setidaknya 35 orang asing termasuk di antara korban tewas. Sumber di rumah sakit nasional Kolombo mengatakan, korban asing tewas di antaranya berasal dari negara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Belanda.
Kedutaan Besar Cina di Sri Lanka mengatakan, empat warga Cina terluka. Namun, hingga kini keempat korban luka kondisinya stabil.
Menteri Luar Negeri Belanda mengatakan, satu warga negara Belanda tewas dalam ledakan tersebut. Sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan, sejumlah orang Amerika termasuk korban tewas insiden di Hari Paskah kemarin.
Pemerintah Turki mengatakan, dua warganya juga termasuk di antara mereka yang tewas dalam ledakan. Dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, mereka yang tewas Serhan Narici dan Yigit Cavus, adalah insiyur yang tengah mengerjakan proyek di Sri Lanka.
"Kami kehilangan warga kami dalam serangan di Kolombo, Sri Lanka," ujar Menteri Luar Negeri Turki Melvut Cavusoglu dalam sebuah pernyataan dilansir Strait Times.
Cavusoglu mengatakan, kementeriannya segera berhubungan dengan keluarga para korban untuk memastikan pemakaman di Turki dengan segera.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) mengatakan, tidak ada informasi terkait dengan adanya Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban serangan-serangan di Sri Lanka. KBRI (Kedutaan Besar) setempat juga telah berkoordinasi dengan otoritas keamanan, rumah sakit dan berbagai perhimpunan warga negara Indonesia (WNI) di sana. Lebih lanjut, hingga saat ini belum ada laporan tentang adanya WNI yang turut menjadi korban.
"Hingga saat ini, tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut," ujar Juru Bicara Kemenlu Indonesia Arrmanatha Nasir dalam pernyataan yang diterima Republika.co.id, Ahad (21/4).
Ada sekitar 374 orang WNI yang tinggal di Sri Lanka. Di antaranya termasuk 140 orang di Kolombo, ibu kota negara tersebut. Kemenlu meyakini, pemerintah Sri Lanka dapat mengatasi situasi dengan baik. Selain itu, Nasir menyebut Indonesia juga bersedia memberikan bantuan yang diperlukan.
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, seorang WNI berinisial KW sedang berada di dalam hotel Shangri La. Namun, KBRI melakukan pencarian dan saat ini telah dipastikan bahwa WNI berinisial KW tersebut selamat dari insiden bom.