Senin 22 Apr 2019 15:18 WIB

Bulog Babel Datangkan 48 Ton Daging Kerbau dari India

Saat ini stok daging beku di wilayah Babel hanya 100 kilogram

Pekerja menunjukkan daging kerbau saat kampanye pangan di Jakarta.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pekerja menunjukkan daging kerbau saat kampanye pangan di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Perum Bulog Subdivre Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendatangkan 48 ton daging kerbau beku dari India. Kedatangan daging kerbau dari India ini untuk menjaga stabilitas stok dan harga daging menjelang puasa hingga Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah.

"Saat ini stok daging beku hanya 100 kilogram dan tidak cukup untuk memenuhi permintaan masyarakat menyambut Ramadhan," kata Kepala Perum Bulog Subdivre Bangka Taufiqurahmah usai rakor Satgas Pangan Babel dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga sembako di Pangkalpinang, Senin (22/4).

Baca Juga

Ia mengatakan 48 ton daging kerbau beku dari India tersebut akan disalurkan kepada masyarakat Pulau Bangka 38 ton dan Belitung sebanyak 10 ton. "Penambahan stok daging beku kerbau ini akan dilakukan secara bertahap hingga Hari Raya Idul Fitri nanti," katanya.

Menurut dia, saat ini permintaan daging beku masyarakat sudah mengalami peningkatan, karena berkualitas, halal dan harga juga terjangkau.

"Kami memperkirakan permintaan daging beku ini menjelang puasa dan lebaran akan mengalami peningkatan signifikan, sehingga dapat menekan kenaikan harga daging sapi segar di daerah ini," katanya.

Sekretaris Satgas Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ahmad Damiri mengatakan saat ini harga daging sapi segar di Pulau Bangka masih normal Rp 120 ribu per kilogram. Sementara itu, harga daging sapi segar di Pulau Belitung masih bertahan tinggi Rp 130 ribu per kilogram, karena biaya pengiriman sapi potong di daerah yang tinggi dibandingkan Pulau Bangka.

"Mudah-mudahan dengan adanya penambahan daging beku Bulog ini dapat mengantisipasi kenaikan harga daging segar di Bangka Belitung menjelang puasa dan lebaran nanti," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement