REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Setelah Kementerian Pertanian (Kementan) meresmikan Museum Tanah dan Pertanian di Jalan Juanda Kota Bogor Jawa Barat, Senin (22/4), giliran Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyiapkan kantung parkir baru. Alasannya museum berlokasi di pusat kota.
"Semakin banyak pusat kegiatan di tengah kota kan artinya tambah macet, kita coba cari solusi-solusinya," ujar Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim saat menghadiri peresmian Museum Tanah dan Pertanian.
Meski begitu, ia belum tahu pasti opsi mana yang akan dipilih untuk menangani parkir kendaraan di pusat kota. Pasalnya, kini Kebun Raya Bogor (KRB) pun belum memiliki tempat parkir untuk pengunjungnya.
"Apakah kita akan bikin park and ride, tampat parkir kemudian mereka naik sarana angkutan tertentu ke pusat pariwisata," pikirnya.
Ia berharap, ke depan pusat Kota Bogor tertata mengenai tempat parkir maupun transportasi umumnya. Dedie juga meminta para pemangku kepentingan ikut memikirkan mengenai penataan parkir.
"Artinya mereka juga harus siapkan fasilitas-fasilitas penunjang. Termasuk Kebun Raya, apakah Kebun Raya menyediakan lahan parkir, kan belum. Nah, ke depan harus sama-sama dipikirkan," kata Dedie.
Sementara itu, Sekertaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro di tempat yang sama mengatakan, bangunan museum ini terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama berisi pengetahuan mengenai pertanian sejarah pertanian masa lalu, mulai dari sebelum kolonial sampai masa kolonial. Lantai dua berisi replika alat-alat pertanian mulai Indonesia merdeka.