REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang akhir pekan ini Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo akan dioperasikan. Dengan adanya dua bandara yakni Bandara Internasional Yogyakarta dan Bandara Adisutjipto maka Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau yang lebih dikenal AirNnav Indonesia menyiapkan layanan navigasi yang mumpuni.
"Kami telah menyiapkan prosedur Performance Based Navigation (PBN), yakni prosedur pengaturan navigasi penerbangan dengan menggunakan teknologi berbasis satelit," kata Direktur Utama Airnav Indonesia Novie Riyanto dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (22/4).
Dia menjelaskan ruang udara Yogyakarta saat ini sudah cukup padat. Novie mengatakan pergerakan pesawat udara dalam satu hari bisa sekitar 280 sampai dengan 300 pergerakan take off dan landing terdiri dari 170 penerbangan reguler dan sisanya training.
Saa Bandara Internasional Yogyakarta beroperasi, lanjut Novie, Bandara Adi Sutjipto tetap akan beroperasi untuk slot penerbangan militer dan pelatihan. "Jadi cukup kompleks pengaturan ruang udaranya," ujar Novie.
Meskipun begitu, Novie menegaskan Airnav sudah siap untuk mengatasi hal tetsebut. Dia memastikan setelah dua bandara tersebut beroperasi maka penggunaan ruang udara Yogyakarta tetap dikelola dengan baik.
"Untuk tahap awal, Bandara Internasional Yogyakarta akan melayani penerbangan internasional, sedangkan penerbangan domestik masih menggunakan Bandara Adi Sutjipto," tutur Novie.