Selasa 23 Apr 2019 10:26 WIB

PNM Mulai Lirik Fintech untuk Pelaku UMKM

PNM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 3 triliun pada kuartal I 2019.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kanan) dan Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto (kedua kanan) meninjau stand produk usaha kecil menengah nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) saat kunjungan kerja di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/1/2019).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kanan) dan Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto (kedua kanan) meninjau stand produk usaha kecil menengah nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) saat kunjungan kerja di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM terus berupaya menggenjot nasabah pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Bahkan, secara bertahap perseroan sudah masuk ke ranah financial technology (fintech) untuk menggaet para nasabah.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan pihaknya tidak bisa menafikan tren kehadiran fintech di tengah masyarakat. “Kita sudah masuk kesitu (fintech) untuk Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM). Kita sudah mengadopsi teknologi cashless. Sedangkan untuk Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) pelan-pelan kita arahkan kesitu,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (23/4).

Baca Juga

Menurutnya perseroan secara bertahap mengimbangi dengan intensitas pendampingan terhadap para nasabahnya. Hal ini diperlukan jika nantinya para nasabah menggantungkan kepada fintech, justru dikhawatirkan terjadi kekurangan kompetisi, komunikasi dan teknologi.

“Pendampingan perlu ada tatap muka dan komunikasi. Fenomena UMKM ini kalau tidak kita dampingi secara intens, perfomanya bisa kembali turun. Jadi harus terus diingatkan dan dibimbing,” ucapnya.

Arief menambahkan pihaknya juga telah bekerja sama dengan beberapa perbankan nasional untuk merealisasikan penggunaan fintech bagi UMKM. “Kita sudah bekerja sama dengan bank, termasuk BTN serta pemanfaatan laku pandai dan sebagainya,” ucapnya.

Di sisi lain, Arief menyebut jumlah nasabah program Mekaar bertambah sekitar 400 ribu orang dari 4,057 juta nasabah menjadi 4,42 juta nasabah per akhir Maret 2019. "Alhamdulillah per akhir Maret kemarin kita sudah 4,42 juta nasabah. Dan penyaluran pembiayaan di atas satu juta nasabah, termasuk nasabah baru (tambahan) dan naik kelas," ucapnya. 

Sementara Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) pada akhir Maret 2019 mencapai 72 ribu nasabah. Sedangkan untuk penyaluran pembiayaan, PNM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 3 triliun pada triwulan pertama tahun ini.

Sejak diluncurkan pada 2015, program Mekaar telah membantu banyak keluarga prasejahtera di Indonesia dengan memberikan pinjaman tanpa bunga bagi ibu-ibu yang ingin berwirausaha. Pinjaman dapat dikembalikan dengan cicilan yang ringan. 

Kelebihan Mekaar sendiri dibandingkan kredit usaha rakyat (KUR) yakni tidak membutuhkan pinjaman, tidak harus memiliki usaha dan hanya ditujukan bagi para ibu dari keluarga prasejahtera. Besaran pinjaman yang dapat diperoleh para nasabah Mekaar berkisar Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per nasabah, dengan skema cicilan (untuk pinjaman Rp 2 juta) Rp 50.000 per minggu selama 50 minggu atau Rp 90.000 per minggu selama 25 pekan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement