REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 25 orang delegasi dari 13 negara anggota Association Productivity Organization (APO) membahas efek teknologi pada produktivitas sektor kesehatan. Mereka juga menganalisis kebijakan produktivitas di sektor kesehatan khususnya negara anggota APO.
Pembahasan ini dilakukan seiring terjadinya teknologi di era Industri 4.0 telah memunculkan fenomena multimedia dan online untuk penegakan produktivitas, terutama di sektor jasa.
"Kegiatan ini diselenggarakan untuk membahas efek teknologi pada produktivitas sektor kesehatan dan menganalisis kebijakan produktivitas di sektor kesehatan khususnya negara anggota APO,“ kata APO Alternate Director Kunjung Masehat saat membuka acara Training Course on Smart Service and Technology for Health Sector di Jakarta, Senin (22/4).
Training Course on Smart Service and Technology for Health Sector di Jakarta, Senin (22/4).
Kunjung menjelaskan ada empat bahasan utama dalam pertemuan APO. Pertama, dampak teknologi di sektor pelayanan kesehatan yakni tentang pemahaman mengenai Industri 4. 0 fenomena dan dampaknya pada gaya hidup dan kesehatan industri.
Kedua, belajar tentang layanan dan teknologi pintar di sektor kesehatan yang efektif dalam merespons fenomena Industri 4. 0. Ketiga berbagi praktek terbaik tentang layanan cerdas dan teknologi inovatif untuk peningkatan produktivitas sektor kesehatan.
Keempat membahas inisiatif peningkatan produktivitas di sektor kesehatan dan juga yang baru muncul dan tren masa depan yang berdampak pada sektor kesehatan di negara-negara anggota APO.
"Metode pembelajaran training yaitu presentasi, berbagi praktik terbaik dan kisah sukses, diskusi kelompok, presentasi rencana aksi individu serta study banding di UPT Sel Punca, RSCM Universitas Indonesia dan PT Kalbe, " kata Kunjung.
Kunjung Masehat menambahkan melalui pelatihan peserta juga akan memiliki peluang untuk mempelajari lebih lanjut tentang layanan dan teknologi mutakhir dan berbagai informasi tentang tren masa depan dalam layanan dan teknologi untuk peningkatan produktivitas sektor kesehatan.
"Kami harap peserta dapat lebih memahami dan memperkaya pemikiran-pemikiran serta langkah-langkah yang akan diimplementasikan dalam mengantisipasi perubahan teknologi Smart Service and Technology For Health Sector untuk kepentingan kesejahteraan nasional masyarakat Indonesia serta negara anggota lainnya, " kata Kunjung yang juga menjabat Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) tersebut.
Training Course on Smart Service and Technology for Health Sector yang digelar selama lima hari (22 – 26 April) diikuti tiga narasumber profesional yakni Harnek Singh (Singapura), Hideyuki Ezaki (Jepang), Carlo (Inggris), dan satu orang Program Officer Asian Productivity Organization Jun Hoo Kim.
Jun Hoo Kim mengatakan tujuan pelaksanaan training ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan para peserta training dan sebagai studi banding bagaimana perkembangan teknologi kesehatan dalam merespon kebutuhan para pasien atau kalangan praktisi kesehatan untuk menangani dalam menyelamatkan kehidupan dengan lebih efektif dan efisien.
"Serta menyusun rencana aksi nyata dan penerapannya oleh para peserta masing-masing negara," katanya.
APO yakni suatu organisasi produktivitas di Asia Pasifik non-profit, non-politik dan non-diskriminatif, yang berdiri sejak tahun 1968.
APO telah melakukan program yang mempromosikan penggunaan teknologi pintar yang memberikan dampak positif pada produktivitas berkelanjutan dan ekonomi secara keseluruhan.