REPUBLIKA.CO.ID, VANCOUVER -- Aktor Amerika Serikat Joseph Gordon-Levitt hilang kepercayaan terhadap sejumlah media sosial. Dia mulai memupuk kecurigaan kepada Twitter, Instagram, dan Facebook sejak berperan dalam salah satu film.
Pada 2016, Gordon-Levitt membintangi film biografi thriller berjudul Snowden. Sudah bisa ditebak, dia memerankan Edward Snowden, pria yang membocorkan informasi rahasia mengenai Badan Keamanan Nasional AS (NSA).
Demi pendalaman karakter, Gordon-Levitt banyak berinteraksi dengan Snowden. Semula, sang aktor sudah alergi apabila kehidupan pribadinya diusik. Interaksi dengan Snowden semakin membuatnya melihat media sosial dari sisi lain.
Gordon-Levitt membagikan pandangannya pada konferensi "Technology, Entertainment and Design (TED)" di Vancouver, Kanada. Selain berbagi pandangan dengan Snowden, dia juga banyak belajar mengenai kebijakan NSA.
"Semakin saya mempelajarinya, saya semakin berpikir bahwa perbuatan Google dan Facebook membuat apa yang dilakukan NSA tidak ada apa-apanya. Itu yang memicu pandangan saya (soal media sosial)," ungkapnya.
Dia berujar, perusahaan teknologi mendapat keuntungan dari mengumpulkan data pribadi pengguna. Di luar penerapan teknologi canggih yang membantu pergaulan, dia tidak sepakat pada monetisasi dengan cara 'memata-matai' kehidupan pribadi.
Gordon-Levitt mengakui, dia pernah kecanduan menggunakan media sosial. Pria 38 tahun kelahiran Los Angeles itu bahkan membanding-bandingkan jumlah pengikut dengan aktor lain, lantas kecewa apabila jumlah pengikutnya lebih sedikit.
Dia yakin pemikiran serupa pernah dirasakan warganet lain, baik itu soal jumlah pengikut maupun like pada foto. Bahkan sosok seperti Snowden disebutnya tidak kebal terhadap rasa 'haus perhatian' dari orang lain di media sosial.
Menurut pemeran Tom dalam film 500 Days of Summer itu, media sosial seolah dirancang untuk memangsa rasa tidak aman pengguna. Butuh kesadaran tingkat tinggi untuk terlepas dari keinginan untuk terus menggulirkan jari pada ponsel dan mengaksesnya.
"Tampaknya banyak platform media sosial besar saat ini telah mengambil keuntungan dari dinamika tersebut, menggunakannya untuk menghasilkan banyak uang," kata Gordon-Levitt , dikutip dari laman Business Insider.