Selasa 23 Apr 2019 13:38 WIB

Aisyiyah Memberdayakan Perempuan Melalui Islam Berkemajuan

Seluruh program dan gerakan Aisyiyah berlandaskan nilai-nilai Islam.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
logo 'aisyiyah
Foto: tangkapan layar google
logo 'aisyiyah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perempuan mempunyai peran penting dalam memberikan kontribusi bagi kemajuan suatu bangsa. Sebagai salah satu organisasi persyarikatan Muhammadiyah, Aisyiyah sejak berdiri hingga saat ini berkomitmen untuk meningkatkan derajat dan martabat kaum perempuan Indonesia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Aisyiyah fokus pada program dan gerakan melalui pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.  ‘’Ini merupakan bagian dari cita-cita luhur para pendiri Aisyiyah yang didirikan sejak 1918 lalu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, utamanya kaum perempuan,’’ kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, kepada Republika.co.id, di Yogyakarta, Kamis (18/4).

Noordjannah menegaskan bahwa seluruh program dan gerakan yang dilaksanakan Aisyiyah semuanya berlandaskan nilai-nilai Islam. ‘’Karena dalam Islam  perempuan memiliki peran untuk memajukan dan meningkatkan kualitas kehidupan bangsa,’ ungkap istri dari Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.

Sejalan dengan tujuan pendiriannya, Aisyiyah selalu hadir untuk kepentingan kemanusiaan dan kebangsaan, sehingga dalam implementasi program dan tema sentral yang hendak diwujudkan adalah pendidikan. Noordjannah mengatakan, bahwa pendidikan menjadikan manusia memiliki pemahaman dan pengetahuan untuk modal kehidupannya.

Selama berdiri hingga saat ini, Aisyiyah telah memiliki berbagai lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh Indo­nesia. Mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Jumlah PAUD secara nasional bahkan telah lebih dari 20 ribu. Jumlah tersebut mencakup juga PAUD yang berada di daerah tertinggal. 

Saat ini lanjut Noordjannah, Aisyiyah terus memberikan dorongan agar pro­gram dan gerakan di bidang pendidikan harus menjadi pusat keunggulan. Pusat-pusat keunggulan yang tercipta itu tidak hanya berada di wilayah perkotaan saja tetapi juga menjangkau daerah pinggiran hingga pedalaman.

‘’Kita bertekad bahwa lembaga-lem­baga pendidikan baik formal maupun non formal di bawah payung Muhammadiyah harus memberikan kontribusi kepada masyarakat termasuk kaum perempuan, tidak hanya di kota besar tapi juga mereka yang tinggal di wilayah 3 T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Mereka harus men­dapatkan hak yang sama dengan kawannya yang ada di kota besar,’’ jelas­nya.

Meningkatkan kualitas

Di samping itu, kata dia, mereka yang tinggal di kawasan 3 T juga harus mengenyam kualitas pendidikan yang sama. ‘’Jangan ada perbedaan baik dari sisi akses maupun kualitas Pendidikan harus sama. Misalnya di Papua kita juga membangun taman kanan-kanan dan sekolah. Kita upayakan sama kualitasnya.’’

Selain menjawab pemerataan akses pendidikan, lanjut dia lagi, Aisyiyah juga terus meningkatkan kualitas lembaga pendidikan itu sendiri. Hal ini tentu sejalan dengan tuntutan dan harapan masyarakat agar dunia pendidikan semakin maju untuk mengimbangi pasar kerja yang semakin kompetitif.

‘’Harus kami akui bahwa lembaga pendidikan ini yang menjadi kekuatan Aisyiyah untuk terus berkembang dan memberikan yang terbaik bagi kemajuan bangsa. Kami terus kembangkan akreditasi dan program studi untuk perguruan tinggi. Itulah cara Aisyiyah mengemas center of excellent (pusat keunggulan)," kata wanita murah senyum ini.

Aisyiyah juga menyasar peningkatkan kualitas para pengajar pada lembaga-lembaga pendidikan yang diasuhnya. Para pengajar tersebut tidak hanya yang ada di daerah maju tapi juga mereka yang me­ngajar di kawasan 3 T. Dengan penyamaan kualitas para pengajarnya maka diha­rapkan kualitas pembelajaran pada lem­bagalembaga pendidikan Aisyiyah atau Muhammadiyah dalam lingkup yang lebih besar, sama.

Sehingga diharapkan semua lembaga pendidikan Aisyiyah di manapun berada tetap bisa berkontribusi bagi ke­ma­juan bangsa melalui bidang pendidikan. Aisyiyah tak hanya sibuk mengurus pendidikan, tetapi masalah bangsa yang tak kalah penting yakni kesehatan juga menjadi perhatian.

Hingga saat ini menurut Noordjannah, sebanyak 600 lembaga kesehatan telah yang dimiliki Aisyiyah. Baik perguruan tinggi berbasis kesehatan, klinik, maupun rumah sakit yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

Permberdayaan ekonomi

Menyinggung mengenai pemberdayaan ekonomi terhadap masyarakat khususnya kaum perempuan, Aisyiyah cukup terlibat aktif. Apalagi lanjut ketua umum Aisyiyah ini permasalahan ekonomi masih menjadi suatu hal yang krusial di Indoensia.

‘’Kami melakukan sejumlah program di daerah dalam bidang pemberdayaan ekonomi, tak hanya pada anak yatim yang kami perhatikan tapi juga anak-anak tak mampu. Tentunya ini dikawal dengan nilai-nilai yang dilandasi dengan Islam berkemajuan,’’ jelasnya.

Walaupun seluruh program kegiatan dan gerakan ini telah dilakukan sejak  Aisyiyah berdiri, namun dirasakan masih relevan untuk dilakukan hingga saat ini seperti masalah pendidikan, kesehatan dan permasalahan ekonomi.

‘’Sejak Aisyiyah berdiri hingga saat ini kita terus meningkatkan kesejahteraan dan derajat perempuan dan anak men­jadi lebih baik," pungkasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement