REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Jumlah korban meninggal atas serangan beberapa tempat di Sri Lanka semakin bertambah. Hingga Selasa (23/4), media Sri Lanka, News First memberitakan korban tewas meningkat menjadi 310 orang.
Sementara, jumlah orang yang terluka mencapai 480 orang. Korban luka dirawat di berbagai rumah sakit Sri Lanka, di antaranya RS Nasional Kolombo, RSUD Negombo, Colombo North Teaching Hospital (RS Ragama), Colombo South Teaching Hospital (RS Kalubowila), dan RS Batticaloa General.
Menurut Kementerian Kesehatan Sri Lanka, terdapat 41 jenazah belum teridentifikasi. Kementerian mengatakan, korban luka ringan telah dipulangkan, dan beberapa orang masih ada yang dirawat inap. Sebanyak 29 orang masih dirawat di ICU RS Nasional Kolombo.
Direktur Layanan Kesehatan Anil Jasinghe menyatakan, sebanyak 102 jenazah telah dibawa ke RSUD Negombo. Sebanyak 92 orang dari mereka telah diserahkan kepada keluarga atau kerabat usai pemeriksaan post-mortem.
Sebanyak 140 jenazah lainnya berada di RS Nasional Kolombo. Pemeriksaan post-mortem telah dilakukan pada 89 korban di sana.
The Batticloa Teaching Hospital menerima 29 korban tewas. Sebanyak 23 di antaranya diserahkan kepada pihak keluaraga usai pemeriksaan post-mortem.
Sebanyak 35 korban tewas tidak diketahui identitasnya berada di rumah sakit Ragama.
Sementara, RS Nasional Kolombo menampung korban tewas dari negara asing sebanyak 20. Korban tewas asing diidentifikasikan tiga dari India, satu dari Portugal, dua dari Turki, tiga dari Inggris, dan dua orang memegang duda kewarganegaraan AS dan Inggris.
Sebanyak sembilan warga asing dilaporkan hilang. Sebanyak 25 mayat tak dikenal diyakini orang asing, sementara 19 warga asing lainnya terluka. Kementerian Luar Negeri mengatakan, 22 orang asing terluka telah meninggalkan RS Nasional Kolombo.
Akibat serangan teror Hari Paskah, total korban tewas di delapan titik ledakan menjadi 310 orang, dan korban luka 480 orang serta laporan pihak kepolisian telah menangkap 30 orang diduga terlibat dalam serangan.
Adapun titik-titik serangan terjadi di Gereja St Sebastian, Gereja St Anthony Shrine, Gereja di Batticaloa, Hotel Shangri La Kolombo, Hotel Cinnmon Grand Kolombo, Hotel Kingsbury Kolombo, Hotel Dehiwala, dan di sebuah rumah di Dematagoda.
Pemerintah Sri Lanka meliburkan dan menutup beberapa sekolah dan universitas. Peraturan darurat utama dan jam malam masih berlaku di Sri Lanka hingga kini.
Pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang tentang Pencegahan Terorisme di bawah Peraturan Darurat pada tengah malam kemarin Senin (22/4). Langkah tersebut diambil untuk memberikan wewenang kepada polisi dan angkatan bersenjata untuk memastikan keselamatan rakyat Sri Lanka.