REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pada kuartal I 2019, PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) menyalurkan kredit perumahan sebanyak 207.317 unit rumah atau senilai Rp 22,65 triliun. Penyaluran ini sejalan dengan program Sejuta Rumah yang dicanangkan oleh pemerintah.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan jumlah unit tersebut terdiri atas 150.064 unit rumah KPR Subsidi senilai Rp 9,62 triliun dan 57.253 unit KPR Non Subsidi senilai Rp 13,02 triliun.
“Kami menargetkan jumlah hunian yang dibiayai dalam program Sejuta Rumah sebanyak 800 ribu unit. Realisasi saat ini perseroan sudah menyalurkan 25,91 persen dari target,” ujarnya saat acara ‘Paparan Kinerja BTN Triwulan I 2019’ di Menara BTN, Selasa (23/4).
Menurutnya permintaan KPR subsidi saat ini masih tinggi. Tercatat KPR subsidi naik 28,87 persen year on year (yoy) dari 79,14 triliun per 31 Maret 2018, menjadi Rp 101,99 triliun di periode yang sama tahun ini.
Sementara untuk KPR non subsidi juga naik sebesar 14,37 persen yoy menjadi Rp 79,83 triliun. Dengan capaian ini, KPR BTN tumbuh sekitar 22,07 yoy menjadi Rp 181,83 triliun pada 31 Maret 2019.
“Realisasi itu masih sesuai target, sehingga target hingga akhir tahun tercapai,” ucapnya.
KPR Milenial
Pada akhir tahun lalu, BTN turut membentuk program KPR khusus milenial atau KPR Gaess. Tercatat pada kuartal I 2019, total transaksi dari KPR Milenial sebesar Rp2,2 triliun.
Direktur Consumer Banking Bank BTN Budi Satria mengatakan perseroan menargetkan total transaksi dari KPR Gaes sebesar Rp7 triliun pada tahun ini.
"Kemarin kita mengadakan akad masal secara nasional. Kita temukan banyak sekali milenial yang ikut akad dan mencari rumah. Ada Rp2,2 triliun lebih yang diputuskan melalui KPR online,” ungkapnya.
Menurutnya aplikasi KPR online mampu menggaet sekitar 2,9 juta pengunjung milenial yang mencari rumah. BTN memanfaatkan sosial media sosial seperti Facebook, Instagram dan lainnya.
“Dari 2,9 juta milenial yang mencari rumah, paling banyak adalah mencari rumah landid yang mana mayoritas berada di kawasan pedesaan. Sedangkan dikawasan perkotaan seperti Jakarta mayoritas mencari apartemen,” ucapnya.