Selasa 23 Apr 2019 22:11 WIB

Polri: Jakarta Aman dan Kondusif

Saat ini ada sekitar 3.000 personel Brimob dari sedikitnya 14 Polda berstatus BKO.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah Korps Brigade Mobil (Brimob) nampak berjaga di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Selasa (23/4).
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Sejumlah Korps Brigade Mobil (Brimob) nampak berjaga di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Selasa (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Polri memastikan status DKI Jakarta dalam kondisi normal dan kondusif. Meski Polri mengakui melakukan penambahan personel keamanan di Ibu Kota Negara, tetapi tak ada peningkatan status keamanan. Juru Bicara Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, status Siaga-1 sudah berakhir. “(Jakarta) sudah tidak lagi Siaga-1,” ujar dia di Mabes Polri, pada Selasa (23/4).

Status Siaga-1 sebetulnya Polri tetapkan di seluruh Indonesia saat Pemilu 2019 digelar pada Rabu (17/4) pekan lalu. Status tersebut peningkatan setelah kampanye terbuka Pilpres 2019 berakhir, pada Sabtu (13/4). Lebih dari 272 ribu personel kepolisian diterjunkan memastikan gelaran Pileg dan Pilpres, aman dan tertib.

Baca Juga

Hasilnya, sepanjang hari-H pemilu, situasi di seluruh Tanah Air, terkendali. Bahkan Polri memuji partisipasi masyarakat Indonesia, yang ikut membantu penyelenggaraan pemilu damai dan kondusif.

Namun lepas 17 April, Mabes Polri bertahap menarik sejumlah personel Brigadir Mobil (Brimob) dari hampir seluruh Kepolisian Daerah (Polda) menuju Jakarta. Diperkirakan akan ada sekitar 6.200 personel Brimob dari banyak Polda diperbantukan di Polda Metro Jaya.

Dedi mengakui, saat ini ada sekitar 3.000 personel Brimob dari sedikitnya 14 Polda berstatus perbantuan (BKO) di Polda Metro Jaya. Dedi menerangkan, perbantuan tersebut, tak serta merta membuat status keamanan di Jakarta, rawan.

Menurut Dedi, penarikan satuan Brimob dari sejumla Polda tersebut hanya untuk memastikan rangkaian puncak tahapan Pemilu 2019, berlangsung aman dan tertib. Puncak dari tahapan Pemiu 2019, akan terjadi pada 22 Mei. Yaitu, ketika Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil resmi penghitungan suara Pilpres dan Pileg.

“Untuk mengamankan seluruh rangkaian pemilu, karena kegiatan pemilu ini muaranya di Jakarta (pada 22 Mei),” sambung Dedi. Ia menerangkan, Polri tak bisa meremehkan situasi normal kondusif di Jakarta saat ini, dengan kekuatan personel yang ada. “Karena potensi-potensi gangguan keamanan selama pemilu harus diantisipasi,” sambung dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement