REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Setelah kebakaran hebat meluluhlantakkan bangunan bersejarah katedral Notre-Dame, para arsitek langsung bekerja untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Akan tetapi, upaya perbaikan Notre-Dame ternyata menemui tantangan baru yaitu hujan.
Pascakebakaran, sebagian kubah katedral runtuh dan tergenang air yang digunakan untuk memadamkan api. Para arsitek menilai hujan yang deras dapat semakin memperparah keruntuhan yang sudah terjadi.
Tim arsitek yang menangani perbaikan katedral Notre-Dame menilai penggunaan kain terpal diperlukan untuk melindungi bangunan dari hujan agar tidak ada kerusakan lebih lanjut. Bagi tim arsitek, hal itu merupakan prioritas.
"Mendirikan terpal darurat merupakan prioritas tertinggi," ungkap ketua tim arsitek Notre-Dame Philippe Villeneuve seperti dilansir BBC.
Ketika kebakaran terjadi pada pertengahan April lalu, ada ketakutan bahwa api akan merusak seluruh bangunan katedral yang sudah berusia 800 tahun itu. Untungnya, tim pemadam kebakaran berhasil menyelamatkan struktur dan cukup banyak interior dari katedral Notre-Dame.
Hanya saja, diperlukan upaya darurat untuk menjaga bangunan tetap stabil. Beberapa kerusakan yang tampak sangat jelas terlihat pada tiga lubang besar di kubah katedral dan langit-langit yang melengkung.
Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji akan kembali membangun katedral yang merupakan simbol kota Paris itu dalam lima tahun ke depan atau bertepatan dengan Olimpiade 2024. Biaya yang diperlukan tentu sangat besar, akan tetapi sudah ada ratusan juta dolar donasi yang terkumpul untuk membantu upaya pemerintah Prancis membangun kembali Notre Dame.
Untuk sementara waktu, rencana yang akan dilakukan adalah membangun katedral kayu sementara agar pelayanan keagamaan tetap bisa berjalan.
Sebelum kebakaran berlangsung, katedral Notre-Dame memang sedang dalam pengerjaan restorasi. Hingga saat ini belum diketahui secara jelas apa penyebab kebakaran hebat yang merusak Notre-Dame.