REPUBLIKA.CO.ID, IRLANDIA UTARA -- Kelompok gerilyawan New IRA mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan wartawati Lyra McKee pekan lalu di Irlandia Utara. Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa pagi (23/4) kepada The Irish News, kelompok tersebut mengaku para pegiatnya membunuh wartawati yang berusia 29 tahun itu.
"Dalam serangan (kami) terhadap musuh, Lyra McKee secara tragis tewas saat ia berada di samping pasukan musuh. IRA menyampaikan permohonan maaf tulus dan sepenuh hati kepada teman, keluarga dan mitra Lyra McKee atas kematiannya," kata pernyataan kelompok itu.
Lyra McKee, yang telah mengamati operasi polisi di daerah Creggan di Kota Londonderry, tertembak pada Kamis malam (18/4). Asisten Kepala Polisi Mark Hamilton mengatakan penembakan tersebut terjadi ketika polisi sedang mencari amunisi dan senjata api setelah mendapat keterangan serangan teror direncanakan pada akhir pekan Paskah.
Ia menyebut kematian Lyra McKee mengerikan dan tak bisa dibenarkan. "Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di daerah permukiman di kota itu dan membuat Nona McKee terluka," kata Hamilton di dalam satu pernyataan pada Jumat (19/4).
Personel polisi segera memberikan pertolongan pertama sebelum membawa wartawati tersebut di belakang Land Rover ke rumah sakit. Tragis, ia meninggal akibat luka-lukanya.
Perdana Menteri Inggris Theresa May menyebut peristiwa itu mengejutkan dan benar-benar tak berperasaan. "Belasungkawa paling dalam saya sampaikan buat rekan, teman dan keluarganya. Ia adalah wartawan yang meninggal saat melakukan pekerjaan dengan penuh keberanian," tulis May di Twitter.
Perbatasan antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia telah menjadi salah satu masalah yang rumit dalam perundingan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa.