REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati Hari Buku Sedunia yang jatuh pada 23 April, musisi jazz Indonesia, Dwiki Dharmawan menaruh perhatian terhadap anak-anak muda Indonesia kebanyakan soal literasinya. Dia menyayangkan generasi muda yang masih kerap membaca artikel-artikel pendek atau ulasan daripada keseluruhan buku.
“Saya berharap World Book Day bisa berpengaruh di Indonesia karena sekarang ini kecenderungan anak-anak muda kita hanya suka membaca artikel-artikel pendek, tidak keseluruhan buku. Hanya ulasan,” ujar Dwiki ditemui di studionya di wilayah Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (24/4).
Menurut Dwiki, secara keilmuan, hal itu akan menggantikan maksud dan gagasan yang disampaikan dari penulis melalui buku. Oleh sebab itu, musisi kelahiran Bandung, Jawa Barat, 19 Agustus 1966 ini menyerukan pemuda dan juga masyarakat secara umum untuk mau untuk membaca keseluruhan buku.
Di sela-sela kesibukannya menyiapkan konser Krakatau pada 30 April mendatang, Dwiki menceritakan pengalamannya ketika melawat ke Jepang. Dia mendapati orang-orang Jepang gemar menatap layar gawai berlama-lama.
“Saya sudah su'udzon itu. Orang Jepang ini kok sukanya main gim ya di shinkansen, di kereta. Ternyata pas saya deketin itu e-book yang dia baca. Dan orang-orang itu tidak hanya yang muda-muda, yang dewasa juga banyak yang baca e-book,” ungkap dia.
Kondisi yang kontras Dwiki temukan Indonesia. Suami dari penyanyi Ita Purnamasari itu menyayangkan masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan gawai untuk “berperang”, terutama di media sosial.
“Nah di Indonesia, gawai sayangnya sering dipakai untuk perang Whatsapp, grup Whatsapp terus, Twit-twit yang tidak manfaat. Apalagi saling serang. Sayang sekali,” terangnya.
Oleh sebab itu, dia berharap dengan adanya peringatan hari buku internasional minat membaca buku akan lebih meningkat. Terlebih, saat ini buku bisa dengan mudah didapatkan dan dibaca melalui gawai yang bisa digenggam kapan pun.