REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut kalangan perempuan sangat efektif mendidik kesiapsiagaan terhadap bencana. Pasalnya, posisi perempuan sangat strategis.
"Mereka adalah pembelajar dan pendidik kesiapsiagaan pada diri, keluarga dan lingkungan," kata Deputi bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Bernardus Wisnu Widjaja di Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/4).
Perempuan di lingkungan keluarga, kata dia, adalah ratu rumah tangga yaitu penguasa rumah secara de facto atau nyata. Sehingga, lanjut dia, apabila perempuan memiliki pengetahuan yang baik dalam bidang bencana maka literasi kebencanaan semakin baik dan bisa menekan jumlah korban jika terjadi fenomena alam.
Menurut dia, saat ini perempuan pada umumnya kurang melek informasi mengenai kebencanaan. Padahal, kata Wisnu, perempuan dan anak-anak adalah golongan yang berisiko meninggal 14 kali lebih besar ketimbang pria dewasa.
Deputi BNPB mencontohkan korban badai siklon di Bangladesh pada 1991, 90 persen dari 14 ribu korban adalah perempuan. Contoh lain, kata dia, Badai Katrina di Amerika Serikat sebagian besar korban adalah ibu-ibu golongan Afrika-Amerika beserta anak-anaknya.
Sementara di Aceh, kata dia, 60-70 persen korban tsunami adalah perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia. "Kita libatkan perempuan dalam mitigasi bencana seperti dengan penguatan kapasitas mereka," kata dia.