REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan melayarkan kembali Kapal Ramadhan. Menyambut bulan suci Ramadhan pada tahun ini, program tersebut akan meyalurkan sekitar 15 ribu ton bantuan. Sasarannya adalah pulau-pulau kecil di pelosok Indonesia.
Wakil Presiden ACT Ibnu Khajar menjelaskan, target penerima manfaat dari program Kapal Ramadhan pada tahun ini ialah sebanyak 600 kepala keluarga (KK) atau kira-kira tiga juta jiwa. “Untuk melengkapi bantuan di wilayah perbatasan, kami juga mengutus dai-dai tepian negeri serta membangun dan merenovasi sejumlah masjid di sana,” papar Ibnu Khajar di Jakarta, Rabu (24/4).
Hingga saat ini, lanjut dia, ACT melalui program Dai Tepian Negeri telah menyebarkan sekitar 40 orang pengajar agama Islam ke sejumlah daerah perbatasan. Untuk Ramadhan nanti, ACT berencana menerjunkan sekitar 78 dai baru ke 49 titik wilayah yang telah ditentukan.
Pembangunan berbagai masjid dan sekolah juga akan digiatkan di wilayah-wilayah rawan bencana. Umpamanya, Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan Palu (Sulawesi Tengah). Pada bulan suci Ramadhan nanti, pihaknya menargetkan sebanyak lima ribu unit masjid berdiri di dua kota terdampak bencana gempa itu.
Pada tahun lalu, jelas Ibnu Khajar, Kapal Ramadan ACT telah berlayar dari pelabuhan di Makassar, Sulawesi Selatan. Armada ini sampai di tujuan akhir yakni Kupang, Nusa Tenggara Timur. Bagaimanapun, dia menuturkan, distribusi paket pangan dari Kapal Ramadan tidak berhenti untuk warga di pesisir atau sekitar pelabuhan saja.
Warga di pelosok daerah yang jauh dari kemajuan teknologi serta hidup dengan keadaan serba terbatas coba dijangkau demi mengantarkan kebahagiaan. Kapal tersebut membawa ribuan paket pangan yang akan didistribusikan kepada masyarakat di pelosok negeri.