Rabu 24 Apr 2019 21:54 WIB

Ganjar Pranowo Usul Pemilu Serentak Ditata Ulang

Ganjar mengusulkan keserentakan pemilu dilakukan di berbagai tingkatan.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Foto: Dok Dompet Dhuafa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengusulkan kepada pemerintah agar pelaksanaan pemilihan umum di berbagai tingkatan. Pemilihan umum sebaiknya tidak dilakukan secara serentak di semua tingkatan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Mungkin pelaksanaannya tidak serentak kali ya atau penyerentakannya bisa ditata ulang, mungkin serentak secara nasional saja, provinsi saja dan kabupaten/kota saja sehingga tidak membutuhkan tenaga, pikiran bahkan jiwa seperti ini," katanya di Semarang, Rabu (24/4).

Baca Juga

Ganjar menilai pemilu tahun ini cukup menjadi perhatian semua pihak dengan sejumlah catatan, baik tentang kesehatan maupun tekanan bekerja. Pelaksanaan pemilu serentak yakni pemilihan calon presiden, DPD, DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota, lanjut Ganjar, mesti dievaluasi ulang.

Sebab dengan pelaksanaan serentak itu, maka pelaksananya membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar. "Sehingga, kayaknya kita mesti me-review ulang agar ke depan jauh lebih baik. Apa yang terjadi ini harus dievaluasi total," tegasnya.

Seperti diketahui, pelaksanaan pemilu 2019 memakan banyak korban yakni ratusan petugas pemilu baik dari kepolisian, panwaslu, KPPS, atau petugas TPS meninggal dunia karena diduga mengalami kelelahan saat mengikuti proses pemilu. Di Provinsi Jawa Tengah, tercatat sebanyak 25 petugas pemilu yang meninggal dunia dan tersebar di Kabupaten Demak, Banyumas, Sukoharjo, Banjarnegara, Purbalingga, Grobogan, Rembang, Magelang, Klaten, Batang, Kudus, Pekalongan, Kendal, Pemalang, Semarang dan Brebes.

Selain 25 orang yang meninggal dunia itu, KPU mencatat ada 97 petugas TPS yang kelelahan dan harus dirawat di rumah sakit, bahkan tiga orang diantaranya mengalami keguguran. Ganjar Pranowo mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya para petugas demokrasi itu dan akan memberikan santunan kepada keluarga petugas, baik yang meninggal dunia maupun yang dirawat di rumah sakit.

"Insya Allah, Jumat besok akan kita berikan santunan, tidak hanya kepada yang meninggal saja, tapi yang sakit juga akan kami berikan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement