Kamis 25 Apr 2019 08:36 WIB

Euro Jatuh Terpukul Sentimen Bisnis Jerman

Jatuhnya euro mendorong investor memarkirkan modalnya dalam bentuk dolar AS.

uang euro (illustrasi)
Foto: reuters/heinz petter bader.
uang euro (illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs euro merosot ke level terendah 22-bulan terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Rabu (24/4), setelah penurunan mengejutkan indikator utama kegiatan ekonomi di Jerman. Ini menyoroti perbedaan antara data ekonomi di Amerika Serikat dan zona euro.

Sentimen bisnis Jerman memburuk pada April, melawan ekspektasi untuk perbaikan kecil. Hal ini disebabkan oleh ketegangan-ketegangan perdagangan merugikan mesin ekonomi terbesar Eropa.

Euro jatuh 0,68 persen menjadi 1,1149 dolar AS, level terendah sejak Juni 2017. Mata uang bersama itu pada kecepatan untuk penurunan satu hari terburuk dalam sekitar tujuh pekan.

"Data penting Jerman yang lebih luas adalah para pelaku pasar berharap bahwa rebound dalam kondisi-kondisi moneter Cina, dalam pinjaman di Cina, akan membantu meningkatkan permintaan ekspor Jerman dan akan mengangkat semangat di ekonomi-ekonomi inti zona euro," kata Karl Schamotta, Direktur Strategi Valuta Asing dan Produk Terstruktur di Cambridge Global Payments. Namun, ia tidak melihat kondisi yang lebih positif dalam ekonomi Jerman.

Greenback bernasib baik dalam beberapa pekan terakhir didukung oleh data ekonomi positif. Meskipun AS menjadi tempat yang tepat untuk memarkir modal sementara, belum tentu fundamental AS turut membaik dalam waktu singkat. "Dolar AS sedang memenangkan kontes kecantikan terbalik," kata Schamotta.

Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang AS versus sekeranjang enam mata utama saingannya, naik 0,49 persen menjadi 98,119, tertinggi sejak Juni 2017. Investor akan memantau rilis data produk domestik bruto (PDB) AS untuk tiga bulan pertama tahun 2019 pada Jumat (26/4), untuk tanda-tanda apakah AS tetap lebih kuat dari ekonomi terkemuka lainnya.

Dolar AS berada 0,38 persen lebih tinggi terhadap yen Jepang, menjelang akhir pertemuan dua hari peninjauan suku bunga pada Kamis. Bank sentral Jepang secara luas diperkirakan akan menjaga kebijakan moneternya stabil.

Pada Rabu, dolar Australia jatuh 1,25 persen setelah angka inflasi Australia yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan prospek penurunan suku bunga. Mata uang Amerika Latin secara luas melemah terhadap dolar AS yang kuat, dengan peso Argentina merosot ke level terendah dalam lebih dari dua minggu.

Pound bertahan pada level terendah dua bulan dibebani oleh dolar AS yang kuat dan memudarnya harapan akan terobosan dalam pembicaraan Brexit antara pemerintah Inggris dan oposisi. Dolar Kanada melemah terhadap mitra AS ke level terendah dalam hampir empat bulan, karena investor meningkatkan taruhan pada pemotongan suku bunga bank sentral Kanada tahun ini, setelah bank sentral memangkas prospek pertumbuhan ekonominya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement