REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kini, Islam menjadi agama dengan jumlah penganut terbanyak kedua di Eropa setelah Kristen. Jumlahnya mencapai 45 juta orang. Ada tiga negara di Eropa dengan penduduk mayoritas Muslim yakni Kosovo (90 persen Muslim), Republik Albania (80 persen), dan Bosnia Herzegovina (55 persen).
Sementara di Eropa Barat, Prancis menjadi negara dengan pen duduk Muslim terbesar. Jumlah Muslim di negeri itu mendekati lima juta jiwa. Disusul oleh Jerman yang memiliki warga Muslim sebanyak empat juta jiwa. Sebagian besar dari mereka berasal dari Turki. Populasi Muslim di Inggris juga tergolong besar, yakni sekitar tiga juta dan telah memiliki pengaruh dalam sektor politik, ekonomi, budaya, dan media.
Jumlah Muslim di Belanda mencapai satu juta jiwa atau enam persen dari total penduduk. Sementara persentase Muslim di ibu kota Belanda, Amsterdam, mencapai 25 persen, setara dengan jumlah Muslim di Kota Marseille, Prancis dan Malmo, Swedia. Ketika populasi Muslim di banyak negara Eropa terus bertambah, tak demikian halnya dengan Yunani dan Slovenia. Dua negara ini paling tidak apresiatif terhadap Islam. Bahkan, hingga saat ini, belum ada satu pun masjid resmi di Yunani.
Diyakin, jumlah umat Islam di Eropa terutama Eropa Barat akan terus tumbuh. Selain derasnya arus imigran, pe ningkatan populasi Muslim juga didorong oleh kian banyaknya jum lah mualaf dari kalangan orang Eropa sendiri. Prediksi dan fakta itu tentu membesarkan hati. Meski tak dapat dimungkiri, masih banyak tantangan menghadang.
Sungguh bukan hal mustahil bahwa Eropa akan menjadi salah satu pusat perkembangan Islam di masa depan. Banyak tesis, laporan dan tulisan ilmiah yang menyatakan hal itu.
Pada 2030 mendatang, diprediksi bakal ada 10 negara Eropa yang memiliki populasi Muslim di atas 10 persen. Sementara Rusia diyakini akan menjadi negara berpenduduk Muslim terbesar di Eropa. Pada 2010, populasi Muslim di Rusia mencapai 16,4 juta, maka pada 2030 mendatang akan meroket menjadi 18,6 juta.
Apa yang menyebabkan populasi Muslim terus meningkat? Meski imigrasi berpengaruh nyata pada pertumbuhan populasi umat Islam, namun banyak peneliti mengungkapkan bahwa angka perpindahan agama (mualaf) juga terus meningkat, terutama pascaperistiwa 11 September. Melihat hal ini, tak berlebihan jika para peneliti memprediksi bahwa pada 2050 mendatang, Eropa akan menjadi salah satu pusat perkembangan Islam.