REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data penghitungan suara pilpres yang dimuat dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih terus bergerak. Saat ini, data yang masuk dalam situng telah mencapai 33,08 persen.
Berdasarkan pantauan pada portal pemilu2019.kpu.go.id. hingga Kamis (25/4) pukul 10.15 WIB, data yang masuk mencapai 269.079 TPS dari total 813.350 TPS di seluruh Indonesia. Jika dipresentasekan, jumlah tersebut mencapai 33,08 persen.
Paslon Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 28.323.206 suara atau sebesar 56 persen dan paslon Nomor Urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat 22.253.563 suara atau sebesar 44 persen. Dengan demikian, selisih suara kedua paslon saat ini sekitar 12 persen.
Paslon Jokowi-Ma'ruf unggul di sejumlah provinsi, seperti Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, NTT dan Bali. Paslon Prabowo-Sandiaga Uno sementara ini unggul di Sumatra Barat, Jambi, Aceh, Jawa Barat, Banten, Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sebelumnya, Komisioner KPU, Viryan, mengatakan situng KPU berfungsi sebagai alat transparansi penghitungan dan rekapitulasi suara pemilu. Masyarakat dipersilakan untuk memantau dan mengawasi data yang direkapitulasi supaya tidak terjadi kesalahan.
Sekalipun publik menemukan data yang salah, kata Viryan, maka data tersebut masih bisa diperbaiki oleh jajaran KPU. "Itulah dampak dari transparansi kerja KPU. Publik bisa mengkoreksi, publik bisa mengkritisi, dan KPU selalu responsif terhadap hak-hak itu," kata Viryan di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/4) lalu.