Kamis 25 Apr 2019 11:04 WIB

Rupiah Melemah Jelang Keputusan RDG Bank Sentral

Bank sentral diprediksi masih mempertahankan suku bunga.

Pekerja menghitung uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (28/3).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Pekerja menghitung uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah jelang keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada sore ini.

Rupiah melemah 45 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp 14.150 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.105 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, bank sentral diprediksi masih akan mempertahankan suku bunga acuannya. "Kami perkirakan BI masih bisa mempertahankan suku bunganya sebesar 6 persen hingga akhir tahun 2019," ujar Lana, Kamis (25/4).

Menurut Lana, keputusan BI yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya, yaitu dengan mempertimbangkan inflasi yang masih terjaga aman, nilai tukar rupiah relatif stabil, dan risiko global yang relatif terukur.

Sementara itu, banyak spekulasi BI akan menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, di saat yang sama BI menargetkan menurunkan defisit transaksi berjalan dari 2,98 persen dari PDB pada akhir 2018 menjadi 2,5 persen pada 2019.

"Upaya menurunkan defisit tersebut akan sulit dicapai jika BI menurunkan suku bunganya," kata Lana.

Lana memprediksi rupiah hari ini akan bergerak melemah menuju kisaran antara Rp 14.110 per dolar AS hingga Rp 14.130 per dolar AS. Hingga pukul 10.08 WIB, rupiah melemah 39 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp14.144 per dolar AS, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.105 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.154 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.112 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement