REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai, Rabu (24/4), mengatakan perdamaian di Afghanistan adalah prioritas dan harus mendahului pemilihan presiden.
"Pertama, perdamaian. Prioritas buat kami ialah perdamaian di Afghanistan. Dengan perdamaian dan kestabilan, kami dapat melaksanakan pemilihan umum secara layak," kata Karzai.
Ia menyambut upaya oleh Amerika Serikat dan Rusia baru-baru ini dalam memajukan perdamaian di Afghanistandan ia berharap melihat semua itu berhasil. "Saya mengharapkan perbaikan saat kami menyaksikan beberapa bentuk kerja sama antara AS dan Rusia dimulai mengenai proses perdamaian di Afghanistan. Kami juga melihat keterlibatan Cina dalam proses ini. Ada pertemuan besok di Moskow antara wakil AS, Rusia dan Cina. Itu adalah pertanda baik," katanya.
Ia berkeras penyelesaian konflik Afghanistan dapat dicapai secara damai dan rakyat Afghanistan harus memainkan peran penting dalam merancangnya. Taliban diketahui telah menyatakan enggan melalukan pembicaraan dengan Pemerintah Afghanistan. Di sisi lain, Taliban menganggap anggota delegasi itu terlalu banyak. Taliban bahkan mengejek mereka sebagai pesta pernikahan.
Kantor Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyalahkan Qatar atas gagalnya agenda pertemuan itu. Ia mengatakan Doha telah mengesahkan daftar delegasi yang berbeda dari yang diusulkan oleh Kabul.
"Tindakan ini tidak dapat diterima bagi rakyat Afghanistan," katanya.
Direktur Pusat Studi Konflik dan Kemanusiaan di Qatar Sultan Barakat, tokoh yang memfasilitasi pertemuan politisi Afghanistan dengan Taliban mengatakan, tidak ada perbedaan pendapat mengenai agenda tersebut. "Sebaliknya, tidak ada kesepakatan yang cukup tentang partisipasi dan perwakilan untuk memungkinkan konferensi menjadi sukses," ujarnya.