REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menegaskan pembakaran logistik pemilihan umum (pemilu) di Distrik Tinggi Nambut, Jayapura, Papua, tidak terkait dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB). KPU menyatakan pembakaran logistik pemilu itu lantaran kelebihan surat suara.
“Tidak, tidak (berkaitan dengan kelompok kriminal),” kata Komisioner KPU Ilham Saputra, Kamis (25/4).
Ilham menjelaskan, video yang viral di media sosial juga merekam suasana saat pembakaran logistik. Ia mengatakan suasana pembakaran tidak dipenuhi keributan.
"Kalau Anda lihat, suasananya di video itu kan bukan suasana riuh, bukan suasana brutal, tetapi suasana yang kemudian (ada) anak kecil sedang main di bekas pembakaran tersebut," kata dia.
Ilham mengatakan, ketua PPK dan PPD Tinggi Nambut juga telah mengklarifikasi bahwa pemilu di distriknya telah berlangsung dengan aman dan lancar. Surat suara dan hasil perhitungan suara serta dokumen lainnya juga telah sampai dengan aman di kantor kabupaten.
"Pemungutan dan perhitungan suaranya, rekap fomulir c1 sudah dipunyai oleh masing PPK panwascam. Jadi, ada kelebihan surat suara yang harus dimusnahkan, betul dimusnahkan oleh panwascam dan disaksikan oleh tiap keamanan," kata dia.
Mengenai pembuat video serta penyebar video yang dapat terancam pidana, Ilham mengatakan, hal tersebut menjadi kewenangan kepolisian. Ia menyerahkan kepada kepolisian untuk melakukan penyelidikan.