Kamis 25 Apr 2019 19:25 WIB

Pertemuan Putin dan Kim Tandai Hubungan Baru Rusia-Korut

Putin dan Kim Jong-un bertemu di Rusia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertemu di Vladivostok
Foto: Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertemu di Vladivostok

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di kota Vladivostok, Rusia, Kamis (25/4) waktu setempat, akan menandai era baru hubungan bilateral antara kedua negara.

Peristiwa itu bersejarah karena merupakan kunjungan pertama Kim ke Rusia dan  menandai pertemuan pertama antara para pemimpin kedua negara sejak 2011. Ketika itu ayah Kim Jong Un, Kim Jong-il, bertemu dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev di kota Siberia.

Baca Juga

Dilansir dari Anadolu Agency, Putin secara terbuka telah mengangkat masalah Korea Utara beberapa kali, terutama selama melakukan kontak dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Dia menyarankan Moon untuk melakukan rekonsiliasi antara kedua Korea melalui penguatan ikatan ekonomi.

Untuk melakukan itu, Putin mengusulkan pembangunan rel yang akan menghubungkan seluruh Semenanjung Korea, membangun pipa gas darat atau laut dari Rusia ke Korea Selatan melalui wilayah Korea Utara, dan menyatukan jaringan listrik ketiga negara.

Wakil Direktur Institute for Political and Military Analysis, Victoria Victorova, menuturkan semua proyek tersebut dapat dibahas selama pertemuan, meski pihak Rusia mengatakan tidak ada rencana untuk melakukan hal itu.

"Proyek-proyek ini dapat membawa Rusia pada pendapatan 4 miliar dolar per tahun. Rusia juga bermanfaat bagi Korea Utara dan Korea Selatan. Korea Utara menderita kekurangan energi karena larangan pasokan produk minyak ke negara itu," katanya.

Menurut Victorova, interkoneksi jaringan listrik dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut. Bagi Korea Selatan, hal itu akan menjadi cara tercepat dan termurah untuk mengirimkan barang ke Rusia.

Kim juga dapat menggunakan kunjungannya ke Rusia itu untuk melakukan tawar-menawar dengan AS dan meningkatkan negosiasi dengannya. Putin menurutnya siap mendukung Kim dalam hal ini karena Moskow melakukan kebijakan luar negeri aktif dan mencoba untuk berpartisipasi dalam semua proses yang penting di dunia. "Bagaimanapun, pertemuan ini menandai era baru hubungan Rusia-Korea Utara," ujarnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement