Kamis 25 Apr 2019 23:09 WIB

Festival OKI di Abu Dhabi Angkat Tema Nilai-Nilai Islam

Festival OKI menyatukan budaya dan tradisi yang selaras dengan nilai-nilai Islam.

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Agung Sasongko
Organisasi Kerjasama Islam (OKI)
Foto: common.wikimedia
Organisasi Kerjasama Islam (OKI)

REPUBLIKA.CO.ID,  ABU DHABI — Festival kedua Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Keragaman akan mengangkat tema budaya, persatuan, toleransi, dan kasih sayang yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Festival kedua itu akan diselenggarakan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Sabtu (27/4).

Seperti dilansir di Khaleej Times pada Kamis (25/4), rencananya Menteri Toleransi Abu Dhabi, Sheikh Nahyan bin Mubarak al-Nahyan akan meresmikan penyelenggaraan festival itu. Setidaknya, perwakilan dari 16 negara Islam sudah tiba di ibu kota UEA saat ini. Masing-masing siap menampilkan budaya dan tradisi melalui pertunjukkan seni dan musik.

“Festival ini menyatukan budaya dan tradisi yang selaras dengan nilai-nilai yang melekat dalam Islam, seperti toleransi, persatuan, dan keterbukaan,” kata penasihat sekretaris jenderal untuk urusan politik Sekretariat Jenderal OKI, Youssef Aldobeay.

Dengan begitu, festival itu akan meningkatkan kesadaran global tentang keragaman Islam. Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan kesempatan unik bagi umat Islam dalam berbagai unsur-unsur keimanan.

“Lebih dari itu, festival ini menawarkan akses yang belum pernah ada sebelumnya bagi non-Muslim yang ingin belajar lebih banyak tentang agama kita,” ujar Aldobeay.

Selama penyelenggaraan Tahun Toleransi UEA, festival itu menjadi kesempatan menyoroti nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam yang hebat, serta bertepatan dengan Peringatan 50 tahun OKI. Acara yang berlangsung selama empat hari itu bertujuan, meningkatkan nilai-nilai umum umat Islam, menyoroti budaya Islam, dan menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama damai, selalu merangkul inklusi dan ko-eksistensi, serta mengecam kekerasan dan terorisme.

Di bawah satu bendera menyuarakan kebajikan, keadilan, dan toleransi, festival itu akan membahas berbagai masalah, terutama yang melibatkan toleransi sebagai fondasi Islam, peran pemuda dalam menyebarkan budaya toleransi, serta pentingnya toleransi dan moderasi dalam ibadah.

Salah satu yang akan menjadi sorotan adalah gerai paviliun Palestina yang berlokasi di jantung tempat pameran. Penempatannya di pusat pameran mengirim pesan ihwal pentingnya negara bagi dunia Islam dan status vitalnya dalam identitas Islam. Festival itu akan merayakan budaya Palestina melalui media seperti seni dan film pendek.

Seorang peserta pameran dari Arab Saudi, Mohammed Khalid berada di acara itu untuk merayakan Islam melalui seni dan musik, serta menunjukkan tentang budaya Islam, yaitu perdamaian, cinta, dan toleransi.

Keragaman Budaya

Festival Keragaman itu menghadirkan para  cendekiawan Islam dan pemimpin pemikiran untuk menyajikan ceramah dan lokakarya. Mereka akan menyoroti berbagai aspek budaya Islam. Selain itu, ada berbagai pertunjukan langsung dari Abu Dhabi Folklore Group yang menampilkan seni dan budaya tradisional UEA; Kelompok Tarian Rakyat Alexandria dari Mesir; dan pameran Emirati Malid, yakni seni tradisional Emirat yang mewujudkan warisan budaya UEA. Terdapat area interaktif yang menampilkan kaligrafi Islam tradisional dan modern, serta pameran seni dari berbagai negara.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement