REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim Divisi Persediaan Unicef dari Denmark datang ke Bio Farma untuk membahas kerja sama pengadaan vaksin oral polio monovalent tipe 2 (mOPV2) guna memenuhi stok tahun 2019. Unicef disebut membutuhkan 60 juta dosis atau tiga juta vial.
Menurut Direktur Pemasaran Bio Farma Sri Harsi Teteki pada bulan Agustus 2018, Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui the Global Polio Eradication Initiative (GPEI) telah mengirim surat resmi kepada Bio Farma mengenai permintaan pasokan mOPV sebanyak 500 juta dosis. Stok itu diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya wabah global virus polio liar tipe 2.
“Bio Farma menanggapi positif permintaan dari the GPEI-WHO tersebut dan berkomitmen untuk memenuhinya," kata Sri saat menerima delegasi Unicef, Kamis (25/4).
Bio Farma, melalui mekanisme tender Unicef, telah dipercaya oleh WHO dan Unicef untuk dapat menyediakan produk tersebut. Untuk tahap awal, menurut Sri, Bio Farma diminta memproduksi dan melakukan penyimpanan atas produk mOPV-2 dalam bentuk produk jadi sebanyak 60 juta dosis. Stok itu harus bisa dipasok mulai akhir bulan Juni hingga Agustus tahun 2019.
“Sebagai produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara, kami memiliki tanggung jawab yang besar untuk mendukung program dunia dalam program global eradikasi penyakit polio," kata Sri seraya mengatakan belum lama ini wabah polio merebak di Nigeria, Kongo, Somalia, Kenya, dan Ethiopia.