REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Satria Mandala yang merupakan museum perjuangan TNI mengajak 400 siswa SMP di Jakarta untuk mengenal sejarah. Citra TNI bahkan berharap bisa berubah jika anak-anak mengenal TNI dengan baik.
"Sejarah merupakan jembatan peradaban generasi lalu dengan generasi sekarang. Museum merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pengetahuan tersebut," kata Kepala Pusat Sejarah TNI BrigadirJenderal Prantara Sentosa saat ditemui di Museum Satria Mandala Jakarta, Jumat (26/4).
Dia menambahkan dengan mengajak anak-anak ke museum tersebut, maka citra TNI yang ada di masyarakat ini dapat berubah. TNI yang selama ini dianggap menyeramkan, tidak lagi dirasakan oleh siswa-siswa yang datang.
Dalam kegiatan tersebut, Pusat Sejarah TNI bekerja sama dengan Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ada dua kegiatan yang akan dilakukan oleh para siswa. Pertama kegiatan menonton film dan kegiatan jelajah museum Satria Mandala.
"Saat jelajah museum mereka akan membuat vlog tentang koleksi sejarah Satria Mandala, khususnya alutista dan tokoh-tokoh TNI," ujar dia.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, dia berharap dapat meningkatkan pengetahuan sejarah bangsa tanpa pendidikan formal.
Direktur Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Triana Wulandari mengatakan belajar sejarah merupakan salah satu cara penguatan karakter anak. Di museum, anak-anak dapat belajar sejarah sambil beraktivitas.
"Dengan mengunjungi museum mereka dapat melihat dan menyentuh langsung benda sejarah tersebut, maka rasa hayat sejarah pun akan muncul," tambahnya.
Jika rasa hayat sejarah sudah muncul maka rasa cinta Tanah Air dan nasionalisme akan tumbuh di diri mereka.