Jumat 26 Apr 2019 12:19 WIB

Lokasi Bom Bali akan Dijadikan Restoran, PM Australia Kesal

Saat terjadi bom di Bali, puluhan warga Australia tewas di Sari Club.

Red: Nur Aini
Keluarga dan kerabat korban bom Bali berdoa saat peringatan 16 tahun tragedi bom Bali di Monumen Bom Bali, Legian, Kuta, Bali, Jumat (12/10).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Keluarga dan kerabat korban bom Bali berdoa saat peringatan 16 tahun tragedi bom Bali di Monumen Bom Bali, Legian, Kuta, Bali, Jumat (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengecam keputusan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung, Bali, yang memberikan izin mendirikan bangunan (IMB) kepada pemilik lahan bekas Sari Club yang merupakan lokasi pemboman Bali. Dia menyebut rencana tersebut sangat mengganggu Australia.

Seperti diberitakan ABC sebelumnya, salah satu pengembang di Bali akan memulai pembangunan "restoran dan monumen" berlantai lima di lokasi tersebut.

Baca Juga

Saat terjadi serangan Bom Bali pada 2002 di Sari Club, puluhan warga Australia tewas di tempat ini. Terbitnya IMB kepada PT Hotel Cianjur Asri (Tjia Tjat Tjoy Woen) dengan peruntukan restoran 353 kursi tempat duduk tersebut, membuat PM Morrison kesal.

Dalam postingan di akun medsosnya pada Kamis (25/4), PM Morrison menyatakan Pemerintah Australia sebenarnya telah memberikan dana bagi pembangunan Taman Perdamaian di lokasi bekas Sari Club ini.

"Konsul Jenderal kami di Bali telah bekerja keras untuk menyelesaikan permasalahan ini," katanya.

PM Morrison pun menyatakan akan berusaha untuk membatalkan keputusan Pemda Badung tersebut.

"Pemerintah Australia akan bekerja sama dengan pihak terkait di Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan ini," katanya.

"Kami ingin memastikan kenangan dan keluarga semua korban yang terbunuh dalam serangan teroris yang mengejutkan itu dihormati secara patut," tambah PM Morrison.

Ini merupakan yang kedua kalinya PM Morrison mengalami permasalahan dengan Pemerintah Indonesia sejak dia menjabat Perdana Menteri pada Agustus 2018.

PM Morrison sebelumnya juga memicu kekesalan dan protes dari Pemerintah Indonesia terkait rencana Australia memindahkan Kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Hal itu sempat menyebabkan penundaan penandatanganan perjanjian perdagangan bebas kedua negara.

Salah satu korban selama Bom Bali, Jan Laczynski, mengapresiasi upaya yang dilakukan PM Morrison untuk membatalkan IMB bekas Sari Club tersebut.

"Saya memahami arti dukungan semacam ini bagi keluarga 88 warga Australia dan 202 orang yang meninggal di Bali. Semoga mereka bisa beristirahat dengan tenang di lokasi Sari Club tanpa terganggu," katanya.

Sejak puing-puing pemboman dibersihkan, lokasi tersebut telah digunakan sebagai tempat parkir dengan kios-kios kecil yang berjualan di sana.

Para penjual itu telah diminta membersihkan dagangan mereka terhitung mulai minggu depan, sementara konstruksi diperkirakan dimulai pada 9 Mei.

Pada Rabu, berlangsung pertemuan antara Asosiasi Taman Perdamaian Bali dengan keponakan pemilik lahan serta perwakilan dari Pemda Kabupaten Badung. Dalam pertemuan yang berlangsung 90 menit itu terungkap bahwa pemilik lahan tidak bersedia menjual tanahnya. Selain itu disebutkan bahwa pada 9 Mei pembangunan restoran akan dimulai.

Pihak pemilik juga berencana melakukan upacara pembersihan pada hari Ahad untuk mengusir "roh jahat" dari lokasi.

Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini

Ikuti berita menarik lainnya dari ABC Indonesia.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-04-26/pm-australia-kesal-dengan-terbitnya-imb-bekas-sari-club-di-bali/11048512
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement