REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengajak warganya, khususnya relawan bela alam, untuk bisa menyebarkan pesan kesadaran terhadap bencana dengan cepat melalui media sosial (viral). Penggunaan ponsel diharapkan bisa membantu membagi ilmu pentingnya sadar bencana.
"Modal ponsel dengan dunia digital kita bisa edukasi dengan ilmu. Kita geser keriuhan Pilpres dan fokus masa depan," kata Ridwan di acara Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) di Lembang, Bandung, Jumat (26/4).
Dia mengatakan informasi kebencanaan bukan hanya saat terjadi bencana tetapi juga antisipasinya. Masyarakat harus tahu bagaimana membangun fasilitas yang tahan terhadap bencana.
Selain itu, katanya, masyarakat harus paham mengenai hal-hal yang harus dilakukan apabila terjadi bencana. Seperti melindungi kepala saat terjadi gempa bumi dan lainnya.
Ridwan mengatakan otoritas terkait saat ini sedang menyiapkan cetak biru mitigasi bencana. Salah satunya, pendidikan antisipasi bencana di lingkungan sekolah.
Cetak biru pendidikan kebencanaan, katanya, bisa menjadi yang pertama di Indonesia untuk diterapkan.
"Dulu saya sekolah tidak ada. Hal itu saat ini penting. Jabar memiliki Sesar Lembang sepanjang 29 kilometer yang membentang dari Cisarua-Padalarang dengan pergerakan 3-5,5 milimeter per tahun," katanya.
Adapun kesadaran terhadap bencana di Indonesia 30 persen korban menyelamatkan diri sendiri sementara 70 persen ditolong orang lain.
"Ini mengindikasikan keilmuan penyelamatan diri masih rendah. Perlu ditingkatkan," kata dia.
Dia mengatakan Jabar juga memiliki potensi bencana lain di banyak tempat baik itu banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami dan lainnya. Bahkan, lanjutnya, Jabar memiliki Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) sebesar 166 dengan kelas rentan bencana.
Dia mengatakan tiga kabupaten yaitu Cianjur, Garut dan Sukabumi menduduki secara berurutan peringkat 1, 2 dan 3 IRBI.