REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi rapper perempuan Indonesia, Ramengvrl, merilis sebuah mixtape yang bertajuk “No Bethany” di sebuah restoran cepat saji, di wilayah Thamrin, Jakarta Pusat Rabu (24/4). Dalam mixtape itu dia menggandeng Rayi Putra untuk berduet rap bersama.
Meskipun demikian, penyanyi yang memiliki nama asli Putri Soeharto ini mengaku sempat ragu ketika mengajak salah satu personel kelompok grup RAN ini. Sebab, Rayi dikenal memiliki citra sosok kebapakan.
“Jujur saja di awal gue agak harap-harap cemas. Karena Rayi itu kan memiliki citra baik-baik, kebapakan, karena dari RAN-nya itu,” kata Putri yang akrab disapa Puche saat peluncuran mixtape.
Menurutnya, sosok Rayi memiliki kesan dekat dengan keluarga, yang hadir seiring dengan citra RAN itu sendiri. Oleh karena itu, Puche mengaku sempat ragu ketika mencoba mengenalkan karya-karyanya yang lebih di luar dari kebiasaan Rayi.
“Waktu gue kasih tahu beat-nya, gue merasa ‘dia bisa nggak ya?’ Meskipun gue juga sebenarnya tahu kemampuan dia. Tapi di sini gue yakin dia seperti dikasih tantangan tersendiri,” kata Puche.
Karena Rayi merasa ditantang, maka Puche pun juga optimistis Rayi bisa membawakan kolaborasi ini. Dan benar saja, Puche menyebut dalam kolaborasi ini, Rayi bisa menampilkan sisi Rayi yang lain.
“Lo akan dengar sisi lain dari Rayi Putra. Hanya melalui gue,” tutur dia.
Sementara, Rayi yang berkolaborasi dengan Ramengvrl pada sebuah lagu yang berjudul “Out of control” itu membenarkan Ramengvrl. Kehadirannya pada lagu ini, kata Rayi, akan menampilkan sisi lain dari seorang Rayi Putra.
“Sebenernya memang Rayi yang ada di RAN dan Rayi yang ada di luar itu, berbeda,” kata Rayi dalam kesempatan yang sama.
Rapper RAN itu menceritakan, dia sempat merilis sebuah single di luar RAN pada 2016 bertajuk Talk Chill Sleep. Dalam proyek sampingan itu pun dia menampilkan sisi lain dari Rayi.
“Rayi Putra yang solo project, memiliki genre yang lebih RnB hip hop dan lebih dewasa. Ibaratnya Rayi yang matang itu di situ. Rayi yang bisa ngomongin mengenai hal-hal yang dilakukan orang dewasa. Karena ada sisi-sisi kepribadian gue yang memang tidak bisa dituangkan di RAN,” kata Rayi.
Rayi membenarkan, ajakan Puche untuk berkolaborasi menjadi sebuah tantangan baginya. Sebab, saat ditunjukkan beat Ramengvrl pertama kali kepada dia, dia mengaku beat itu bukan seperti musiknya.
“Tapi justru gue merasa senang diajak ke beat ini. Ini tantangan dan ini menjadi ajang membuktikan diri bahwa gue bisa ngerap seperti ini,” jelas dia.
Hal itu sendiri disebabkan, rekaman hip hop zaman sekarang dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu berbeda. Salah satu yang membedakan, adalah teknik hip hop itu sendiri yang diakuinya harus lebih banyak dia pelajari.
“Kalau sekarang itu ada seni adlibbing. Jadi seperti ‘prrrrr-ah’ misalnya. Ini adalah hal yang cukup baru dan harus dipelajari juga yang gue dapat dari kolaborasi ini,” kata Rayi.
Dia berharap, dengan adanya kolaborasi ini, dia bisa terus bersama dengan tokoh-tokoh musik hip hop Indonesia yang menjadi aset masa depan hip hop Indonesia. Sebab, dia sendiri menginginkan dia bisa terus bersama-sama berkarya, daripada saling bersaing.
“Justru dibanding kita saling sikut-sikutan karena merasa gue lebih anak lama, ini menjadi kesempatan untuk belajar. Gue pengennya juga bisa berada di sebelah Puche, nggak cuma di belakang aja. Semoga dalam perjalanan Ramengvrl, Rayi Putra bisa terus bersanding,” jelas Rayi.