Jumat 26 Apr 2019 16:19 WIB

Kepala BKPM Jadi Pembicara di Belt and Road Forum 2019

Kepala BKPM menyampaikan perkembangan dan kontribusi ASEAN bagi ekonomi dunia.

Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong menjadi pembicara di 2nd Belt and Road Forum for International Cooperation (BRFIC) yang diselenggarakan dari tanggal 25-27 April 2019 di Beijing, Cina.
Foto: BKPM
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong menjadi pembicara di 2nd Belt and Road Forum for International Cooperation (BRFIC) yang diselenggarakan dari tanggal 25-27 April 2019 di Beijing, Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Di sela-sela rangkaian 2nd Belt and Road Forum 2019, Kepala BKPM menjadi pembicara pada Thematic Forum dengan judul “Economic and Trade Cooperation Zone Promotion”. Acara tersebut merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan 2nd Belt and Road Forum for International Cooperation (BRFIC) yang diselenggarakan dari tanggal 25-27 April 2019 di Beijing, Cina.

Dalam rangkaian acara ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi M Nasir, serta Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong. 

Baca Juga

   

Turut hadir sebagai pembicara pada Thematic Forum tersebut antara lain Minister of Commerce RRT, Minister of Agriculture and Rural Affairs of China, dan Chairman of all-China Federation of Industry and Commerce selaku Host Country, Wakil Perdana Menteri Georgia mewakili negara Eropa, Menteri Keuangan Etiopia mewakili negara Afrika, Minister of Energy, Industry and Mineral Resources of Saudi Arabia mewakili negara Timur Tengah, dan State Secretary of the Agricultural Industry of the Ministry of Production and Labor Argentina mewakili wilayah Benua Amerika.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BKPM Thomas Lembong menyampaikan perkembangan dan kontribusi ASEAN bagi perekonomian dunia. Beliau juga menyampaikan fokus kerja sama Indonesia dan Cina pada tiga daerah, yakni Sumatra Utara, Kalimantan Utara dan Sulawesi Utara atau yang lebih akrab disebut “Economy Corridor”. Seiring berjalannya waktu, koridor tersebut menjadi 3+1 dengan ditambahnya Bali.

Beliau menyampaikan bahwa pemilihan tiga daerah tersebut didasarkan pada lokasi dan potensi yang menjadi kekuatan daerah tersebut. Sumatra Utara adalah Logistic Hub terbaik karena berada di Selat Malaka, Kalimantan Utara terkenal akan world-class hydro power resources.

Khusus untuk Sulawesi Utara, jumlah wisatawan asal Cina per tahun yang semula 12 ribu di tahun 2014 menjadi 180 ribu di tahun 2018. "Hal ini mendorong industri pariwisata dan pembukaan lapangan pekerjaan serta jasa-jasa pendukungnya,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media.

Kepala BKPM juga menyampaikan bahwa penyelenggaraan kerja sama Belt and Road akan menghadapi beberapa kesulitan. Namun, di balik kesulitan tersebut, kerja sama ini tetap penting dijalankan dalam menghadirkan sumber baru bagi perkembangan ekonomi dunia.

“Kerja sama Belt and Road adalah kerja sama yang ambisius dan kompleks. Namun, di balik itu semua, dapat berpotensi menjadi tujuan mulia untuk ekonomi dunia melalui pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan, menghubungkan pelaku ekonomi dunia yang akan berdampak pada peningkatan perdagangan pariwisata dan investasi negara-negara berkembang," ujar Thomas.

Kepala BKPM juga mengajak para peserta yang hadir, yang mayoritas merupakan pimpinan politik dan teknokrat, untuk menyadari kewajiban moral, serta menyukseskan Belt and Road Initiative di masing-masing negara, regional, dan dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement