REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Sejumlah masjid di Sri Lanka menggelar shalat Jumat, Jumat (26/4). Shalat tetap dilakukan di tengah kekhawatiran adanya kemungkinan serangan setelah serangan bom saat Paskah lalu.
Pada pukul 12.10 waktu setempat, azan berkumandang di Masjidus Salam Jumma Masjid di Kolombo. Polisi dengan senapan Kalashnikov berjaga di luar masjid.
Kedutaan Besar AS telah memperingatkan warganya menghindari berbagai lokasi upacara keagamaan pekan ini. Otoritas Sri Lanka mengimbau Muslim beribadah di rumah daripada shalat Jumat di masjid.
Sedangkan pemerintah Inggris mengimbau warganya tidak bepergian ke Sri Lanka. Peringatan yang sama juga dikeluarkan Australia. Australia memperingatkan serangan susulan kemungkinan bisa terjadi lagi.
"Serangan bisa terjadi tanpa pilih-pilih, termasuk tempat yang dikunjungi warga asing," demikian tertulis di situs pemerintah Australia.
Pemerintah Sri Lanka menyatakan, tersangka pemimpin kelompok militan yang melakukan serangkaian pengeboman pada hari Paskah tewas dalam ledakan di hotel Shangri-La, Jumat (26/4).
Lokasi tersebut merupakan satu dari enam hotel dan gereja yang menjadi sasaran serangan yang menewaskan setidaknya 250 orang. Polisi mengatakan dalam akun Twitter resminya, pemimpin kelompok militan lokal National Towheed Jamaath, Mohamed Zahran telah terbunuh dalam satu dari sembilan pengeboman bunuh diri. Zahran dikenal karena pidato ekstremisnya di media sosial.